50 Ponpes Ikuti Expo Kemandirian Pesantren, Sekprov Sulsel : Santri Harus Maju dan Modern

Makassar, HUMAS KEMENAG – Dalam rangka memperingati Hari Santri tahun 2024, sebanyak 50 pondok pesantren (ponpes) se-Sulawesi Selatan (Sulsel) mengikuti Expo Kemandirian Pesantren yang digelar di gedung Ikatan Masjid Mushalla Indonesia Muttahida (IMMIM) Jl. Jendrral Sudirman Makassar, Selasa 22 Oktober 2024.

Expo yang terselenggara atas kerja sama DPP IMMIM dan Kanwil Kemenag  Sulsel ini dibuka oleh Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, Jufri Rahman, mewakili Pj. Gubernur.

Dalam sambutannya, Jufri Rahman menyampaikan bahwa Hari Santri 2024 adalah waktu yang tepat untuk meningkatkan kualitas diri, khususnya bagi para santri.

“Pesantren dan lembaga seperti IMMIM berperan penting dalam mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi masa depan dengan keterampilan yang relevan, baik dalam bidang agama maupun ekonomi,” tututnya.

Expo Santri 2024, lanjut Jufri, menjadi ajang untuk menunjukkan bahwa santri saat ini tidak lagi terbelakang, tetapi maju, modern, dan memiliki keterampilan untuk bersaing di dunia digital dan ekonomi.

“Pesantren menghadapi modernisasi dengan bijak, menyadari bahwa kehidupan terus berubah. Oleh karena itu, penguasaan digitalisasi, bahasa Inggris juga Arab menjadi prioritas utama. Ini juga bagian dari upaya pesantren untuk mempersiapkan santri menghadapi tantangan global,” tegasnya.

Santri, menurut Jufri, memiliki peran penting dalam memajukan bangsa, termasuk melalui kewirausahaan.

“Santri yang menjadi entrepreneur adalah salah satu kunci untuk menciptakan negara yang maju. Kita berharap santri yang memiliki jiwa entrepreneurship dapat membangun peradaban di komunitasnya masing-masing,” pungkasnya.

Sebelumnya, Kepala Kanwil Kemenag Sulsel, Muh. Tonang dalam sambutannya menyampaikan pentingnya dukungan pemerintah bagi pesantren dalam menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman dan menciptakan peluang bagi santri.

“Melalui bantuan inkubasi bisnis, Kementerian Agama memberikan akses kepada seluruh pondok pesantren untuk menghadapi tantangan di era teknologi seperti sekarang ini agar santri itu bisa mandiri. 66 Pondok Pesantren di Sulsel telah mendapatkan bantuan itu,” bebernya.

Keberhasilan unit usaha yang dikelolah Ponpes, kata Muh. Tonang juga mendorong pemberdayaan ekononi masyarakat sekitar Pondok, olehnya itu, ia meminta kepada khalayak untuk hadir menyaksikan serta mendukung produk-produk lokal dari pondok pesantren pada Expo yang digelar di 4 titik di Sulsel, yaitu di IMMIM, IAIN Palopo, Bone dan Pare. 

“Kita telah bekerja sama dengan IMMIM sejak tahun kemarin, dan ini merupakan tahun ketiga berjalannya program inkubasi bisnis. Saya kira pada momen ini kita bisa saksikan bersama hasil daripada pondok pesantren. Expo ini adalah salah satu cara untuk mempromosikan produk-produk  pesantren yang ada di Sulawesi Selatan,” tandasnya.

Sementara itu, Ketua Umum DPP IMMIM, HM Ishaq Samad menyampaikan, Expo Hari Santri ini memiliki beragam tujuan. Salah satunya sebagai media untuk mempublikasikan karya santri kepada masyarakat.

"Mempublikasikan karya mereka ke masyarakat agar meningkatkan kepercayaan, meningkatkan kepercayaan diri santri dalam upaya pembentukan karakter," ucap Ishaq.

Kegiatan ini juga jadi ajang promosi kepada calon santri, khususnya terkait kemandirian pesantren dan santri-preneur, pesantren sehat, santri milenial, santri toleran, dan santri cinta damai.

Pembukaan Expo Hari Santri ini dihadiri sejumlah pemangku kepentingan, diantaranya perwakilan Forkopimda Sulsel, Pj. Sekda Kota Makassar, Kabag TU Kanwil Kemenag Sulsel bersama para Kepala Bidang, serta beberapa pimpinan kampus keagamaan, dan pimpinan lembaga. (Rr/AB)


Wilayah LAINNYA