Peserta Perkemahan Santri Ikuti Sosialisasi Bela Negara di Amparita Sidrap

Amparita (Humas Sidrap) – Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2024, sosialisasi pendidikan bela negara dan wawasan kebangsaan diselenggarakan oleh panitia pelaksana bagi peserta perkemahan santri dan lintas agama di Gedung Masyarakat Kelurahan Amparita, Kecamatan Tellu Limpoe, Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap). Senin(21/10/24)

Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh peserta perkemahan yang terdiri dari santri dan pemuda lintas agama, bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai patriotisme, kebhinekaan, serta kesadaran akan pentingnya perlindungan anak.

Acara ini menghadirkan dua pembicara utama, yaitu Komandan Kodim (Dandim) 1420 Sidrap yang diwakili oleh Kapten INF Abdul Rajab (WS.Pasi Intel Kodim 1420/Sidrap), dan Kabid Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Andi Diana S. Roem, SKM. Keduanya membawakan materi yang berkaitan erat dengan isu-isu perlindungan anak dalam konteks pendidikan bela negara dan wawasan kebangsaan.

Kapten INF Abdul Rajab  menyampaikan materi berjudul "Perlindungan Anak dalam Konteks Bela Negara", di mana ia menekankan bahwa anak-anak merupakan aset bangsa yang harus dijaga dan dilindungi.

Ia juga menggarisbawahi pentingnya peran santri dan pemuda lintas agama dalam mencegah kekerasan dan eksploitasi terhadap anak. "Pendidikan bela negara harus mencakup perlindungan anak, karena kekerasan terhadap anak dapat merusak tatanan sosial dan melemahkan ketahanan bangsa," ujarnya.

Melanjutkan sesi sosialisasi, Andi Diana S. Roem, SKM, Kabid Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, memaparkan materi dengan judul "Santri Hebat, Stop Bullying, Stop Kekerasan". Ia mengajak seluruh peserta untuk menjadi agen perubahan dalam memerangi bullying dan kekerasan, terutama di lingkungan pesantren dan sekolah.

 "Bullying dan kekerasan adalah ancaman serius bagi anak-anak. Santri, sebagai generasi muda yang kuat secara mental dan spiritual, harus berani mengatakan tidak pada kekerasan dan bullying. Kita semua harus menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak-anak," ujar Andi Diana.

Ia juga memberikan edukasi tentang dampak psikologis yang ditimbulkan oleh bullying terhadap anak-anak, serta bagaimana pendekatan berbasis nilai-nilai keagamaan dan moralitas dapat menjadi solusi dalam menghentikan praktik-praktik kekerasan.

Para peserta diajak berdiskusi secara interaktif tentang pengalaman mereka terkait bullying dan bagaimana mereka bisa ikut serta dalam menciptakan lingkungan yang bebas dari kekerasan.

Kegiatan ini menjadi bagian penting dalam memperkuat wawasan kebangsaan dan rasa cinta tanah air di kalangan santri dan pemuda lintas agama di Sidrap.(aa)


Daerah LAINNYA