Kepala Kemanag Bone: Profesionaltas Guru adalah Harga Mati

Lapri, (Humas Bone) – Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bone, H. Abdul Rafik, menjadi narasumber pada kegiatan Penguatan Kapasitas Guru MTsN 3 Bone, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di madrasah tersebut, Kamis (29/8/2024).

Dalam acara tersebut, Kepala MTsN 3 Bone, Alimin, memperkenalkan kondisi madrasah, termasuk jumlah guru, siswa, serta madrasah yang tergabung dalam Kelompok Kerja Madrasah (KKM). Alimin juga memaparkan sejumlah prestasi yang telah diraih, termasuk keberhasilan dalam kegiatan pramuka dan lomba perayaan 17 Agustus di wilayah Kecamatan Bengo dan Lappariaja, di mana MTsN 3 Bone berhasil meraih gelar Juara Umum.

Alimin juga memanfaatkan kesempatan ini untuk menyampaikan permohonan kepada Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Bone agar dapat menempatkan seorang Kepala Tata Usaha di MTsN 3 Bone, yang dianggap penting untuk mendukung operasional madrasah.

H. Abdul Rafik, yang baru tiga minggu menjalankan tugasnya sebagai Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Bone, memperkenalkan diri kepada para guru dan staf. "Jelang tiga minggu bertugas, saya melakukan silaturahmi ke madrasah-madrasah dan Kantor Urusan Agama (KUA) untuk memperkuat hubungan dan kerja sama," ungkapnya.

Dalam kesempatan tersebut, H. Abdul Rafik memberikan motivasi kepada para guru, menegaskan bahwa kasta tertinggi seorang guru tidak diukur dari status sebagai ASN atau sertifikasi, bukan juga dari jabatan sebagai guru penggerak atau tingkat pendidikan. "Kasta tertinggi seorang guru adalah ketika dia selalu dirindukan oleh siswa di kelas. Guru yang memiliki kompetensi, inspiratif, dan mampu memberikan inspirasi kepada siswanya," tegasnya.

Ia juga menambahkan bahwa seorang guru harus memiliki isi atau pengetahuan yang mendalam agar bisa bereaksi positif dalam situasi apapun. "Kalau sudah bereaksi, akan ada relasi. Kalau ada relasi maka ada koneksi, dan jika ada koneksi, maka bisa diberikan rekomendasi," jelasnya dengan analogi yang menggugah.

Setelah memberikan motivasi, H. Abdul Rafik membahas tentang konsep Moderasi Beragama. Ia menjelaskan bahwa moderasi beragama adalah keyakinan bahwa Islam adalah agama yang benar, namun dengan tetap menghargai agama lain. "Moderasi beragama itu adalah bagaimana kita bisa hidup rukun dan damai sebagai warga negara, tanpa memandang perbedaan agama dalam interaksi sosial. Yang paling penting adalah bagaimana kita menilai kemanusiaan seseorang tanpa memandang agamanya," paparnya.

Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan inspirasi dan semangat baru bagi para guru di MTsN 3 Bone untuk terus berinovasi dan meningkatkan kualitas pendidikan di madrasah mereka. (Ahdi)


Daerah LAINNYA