Vocalis Kasidah Tana Toraja terpaksa Mendendang Dalam Duka

Illustrasi Foto (Kemenag RI Provinsi Sulawesi Selatan)

Makassar, (Humas Tator) - Adalah Halimah Nawir, S.Ag, PNS Penyuluh Agama Islam pada Kantor Kementerian Agama Kab. Tana Toraja, yang oleh rekan-rekan tim Kasidah ditunjuk sebagai "vocalis" dalam persiapan mengikuti lomba kasidah modern pada porseni HAB ke-72 di Makassar.

Bunda, demikian iya akrab disapa oleh juniornya penyuluh agama islam, pada saat keberangkatan Kontingen Tana Toraja ke Makassar, ia tidak turut serta karena sehari sebelumnya ibundanya dipanggil oleh Sang Khaliq. Perasaan was-was oleh rekan-rekkannya sangat terasa, oleh karena "bunda" adalah vocalis kasida Kemenag Tona Toraja yang tidak tergantikan pada setiap iven yang diikuti selama ini. 

Suaranya yang merdu ketika mendendangkan lagu-lagu kasidah, sama merdunya ketika melantunkan ayat-ayat suci Al Qur'an ketika mengikuti STQ atau MTQ tingkat Provinsi Sulawesi Selatan. 

Koordinator tim Kasidah Tana Toraja Dra.Nirwana Nurdin,M. Pd.I kemudian mengambil tindakan antisipatif dengan mencari vocalis pengganti jika sampai pada hari H (19/12/2017) bunda tetap tidak bisa hadir. Dan, kekuatiran itu sirna seketika manakala bunda menampakkan diri di kediaman Kakan Kemenag Tana Toraja (19/12) pagi, yang selama Porseni HAB dijadikan sebagai "base camp" oleh kontingen Tana Toraja. 

Kelopak mata yg membengkak, linangan bahkan deraian air mata acap kali menetes ketika ia menceritakan kronologis kematian ibunya secara tiba-tiba. Namun tidak lama berselang, ia pun bergabung dengan rekan-rekkannya untuk mengikuti latihan terakhir sebelum menuju ke aula Balai Diklat Kementerian Agama guna mengikuti lomba.

Totalitas, loyalitas dan dedikasinya kepada institusi Kementerian Agama Kab. Tana Toraja yang mengetuk nuraninya untuk tetap hadir bersama rekan-rekkannya di Makassar. Jadilah ia mendendang dalam duka, kepergian ibunda yang dicintainya 3 hari yang lalu disatu sisi adalah musibah bagi dirinya, namun pengabdian pada tempat ia berkarir selama ini adalah sisi lain yang tidak bisa ia nafikan. 

Di aula pertunjukan, tak banyak yang tahu kalau ia sedang dirundung duka, ia berdendang seperti ketika latihan, namun bahasa dan ekspresi wajahnya tidak bisa menyembunyikan bahwa iya berduka. Pengabdian dan dedikasinya pada institusi sangat pantas untuk diteladani. 

Jangan tanyakan apa yang Institusi Kementerian Agama bisa berikan kepadamu, tapi tanyakanlah apa yang engkau bisa berikan untuk instut kementerian agama, mungkin itu "diktum" yang mengilhami bunda Halima Nawir, S.Ag. (AB/arf)


Wilayah LAINNYA