Renungan, 19 Februari 2023
Oleh : Andreas Novfiat (Penyuluh Non PNS Kabupaten Luwu Utara)
Ada yang bilang “manusia itu ciptaan Tuhan yang paling sempurna”. Namun, dilain waktu juga ada yang bilang “manusia yang masih jauh dari kesempurnaan”. Pertanyaannya benarkah demikian?
Injil hari ini mengajak kita merenung apakah kita sudah menjadi manusia sempurna?.
Diakhir bacaan Tuhan Yesus menekankan “Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna" (Matius 5:48). Yang perlu menjadi poin penting untuk diingat yaitu ternyata kesempurnaan itu adalah sesuatu yang dinamis dan berkembang, bukan sesuatu yang bisa dicapai sekali dan untuk selamanya.
Bagaimana untuk menjadi manusia sempurna?
Menjadi sempurna dalam hal ini mungkin tidak berarti mencapai kondisi yang tak terkalahkan. Melalinkan ketika telah mencapai tujuannya sebagai makhluk yang diciptakan oleh Tuhan. Santo Agustinus Hippo berpendapat bahwa manusia diciptakan dengan tujuan untuk berhubungan dengan Tuhan dan untuk mencapai kebahagiaan dan kebahagiaan yang kekal di surga.Manusia diciptakan dengan kemampuan untuk memahami dan berhubungan dengan Tuhan, dan bahwa manusia dapat mencapai kesempurnaan dengan memilih untuk berhubungan dengan Tuhan dan memahami kebenaran.
Kesempurnaan manusia dapat dicapai melalui usaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik setiap hari, melalui perbaikan dalam hal-hal kecil dan besar dalam hidup kita. Terus berusaha meningkatkan diri dan membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik melalui aksi dan tindakan positif.
Diayat yang sebelumnya dikatakan “Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allahpun berbuat demikian?” (Matius 5:47)
Tindakan baik itu bukan hanya dilakukan kepada orang yang baik pada kita, karena kalau baik kepada yang baik pada kita, setan pun berbuat baik kepada yang baik pada mereka. Kita diharapkan Tuhan agar memberikan kebaikan kepada semua orang, tanpa terkecuali, meskipun mereka tidak memperlakukan kita dengan baik. Perbuatan seperti ini menjadi cermin bahwa kita telah memiliki pikiran yang lebih luas dan empatis dan sudah berada di track yang benar.
Namun, itu semua tidak mudah dan merupakan tantangan besar, tetapi juga merupakan bagian penting dari menjadi pribadi yang sempurna. Berbuat baik kepada semua orang tidak hanya membantu mereka, tapi juga membantu kita untuk meningkatkan diri kita dan memperluas pandangan kita tentang dunia. Selain itu dengan perbuatan baik kepada orang lain, kita dapat membantu membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik dan memperluas cahaya kebahagiaan dan keadilan
Nah kalau kita sudah berbuat baik apakah sudah sampai disitu? Ternyata kita perlu sentuhan terakhir apa itu?
Kita semua memiliki kelebihan dan kekurangan, dan bahwa manusia tidak akan pernah benar-benar sempurna apabila kita berjalan sendiri. Kita akan selalu membutuhkan pengampunan dan bantuan dari Tuhan untuk mencapai kesempurnaan. . Oleh karena itu, marilah kita berusaha untuk berbuat baik kepada semua orang, dan selalu dekat dengan Tuhan agar menjadi pribadi yang sempurna dalam arti yang sebenarnya.