Prof. Dr. H. Wahyuddin Naro, M.Hum.: Teladan Merawat Kerukunan
Oleh: H. Mallingkai Ilyas, Lc.
Wakil Sekretaris FKUB Sulawesi Selatan
Ketika mendengar kabar kepergian Prof. Dr. H. Wahyuddin Naro, M.Hum., saya merasa seperti kehilangan seorang sahabat, mentor, sekaligus inspirator. Sosok beliau bukan hanya seorang pemimpin bagi kami di Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulawesi Selatan, tetapi juga seorang penggerak yang penuh semangat. Keberadaannya selalu membawa energi positif dalam setiap langkah memperjuangkan harmoni di tengah keberagaman.
Selama delapan bulan bekerja dalam tim bersama beliau, saya tidak pernah melihatnya kehilangan semangat untuk mendamaikan perbedaan. Dalam berbagai situasi, beliau hadir sebagai penengah yang adil dan bijaksana. Baik dalam pertemuan resmi maupun obrolan santai, Prof. Wahyuddin selalu menekankan pentingnya dialog. “Kerukunan itu harus dirawat, tidak bisa dibiarkan tumbuh sendiri,” begitu beliau sering berkata.
Banyak orang mungkin mengenal beliau sebagai Ketua FKUB Sulsel, tetapi bagi saya, Prof. Wahyuddin adalah seorang pelopor. Beliau tidak hanya membicarakan toleransi, tetapi menjadikannya sebagai cara hidup. Salah satu momen yang tidak akan saya lupakan adalah ketika beliau dengan antusias menggagas Rumah Kerukunan, sebuah ide brilian yang menjadi simbol persatuan sekaligus ruang untuk membangun dialog antaragama.
Di sisi lain, beliau juga sangat peduli terhadap anak muda. Menurutnya, generasi muda adalah kunci keberlangsungan kerukunan di masa depan. Dengan semangat itu, beliau menginisiasi berbagai pelatihan dan kegiatan moderasi beragama untuk melibatkan pemuda lintas agama. Bagi beliau, menciptakan masyarakat yang harmonis dimulai dari generasi yang sadar akan pentingnya keberagaman.
Sebagai rekan di FKUB, saya sering berdiskusi dengan beliau tentang strategi membangun kerukunan yang lebih kokoh. Prof. Wahyuddin selalu memberikan pandangan yang mendalam, tetapi tetap mudah dimengerti. Beliau tidak segan mengingatkan bahwa kerukunan bukan hanya tugas FKUB, tetapi tanggung jawab semua pihak, dari pemerintah hingga masyarakat biasa.
Kini, kepergian beliau menjadi kehilangan besar bagi kami semua. Namun, apa yang beliau tanamkan selama ini tidak akan hilang begitu saja. Semangat, ide, dan kerja kerasnya dalam merawat kerukunan akan terus menjadi panduan bagi kami di FKUB dan masyarakat Sulawesi Selatan.
Selamat jalan, Prof. Wahyuddin. Jejak langkahmu akan selalu menjadi inspirasi bagi kami yang masih melanjutkan perjuanganmu. Semoga Allah SWT memberikan tempat terbaik untukmu, dan kami berjanji akan menjaga warisan kerukunan yang telah engkau bangun. (MI)
Opini
Prof. Dr. H. Wahyuddin Naro, M.Hum.: Teladan Merawat Kerukunan
- Selasa, 26 November 2024 | 09:12 WIB