Manasik (3)
Sholat Arba’in dan Maknanya
Oleh H. Kaswad Sartono
Hingga hari ini, memasuki hari ke-7 setelah Jemaah haji Indonesia tiba/berada di Madinah musim haji 1444 H / 2023 M., seluruh Jemaah haji melakukan rangkaian ibadah sesuai yang diagendakan Kementerian Agama di bawah bimbingan petugas haji, antara lain ibadah shalat berjamaah di masjid Nabawi Madinah selama 40 kali tanpa putus, yang biasa disebut Shalat Arbain.
Rasulullah bersabda: “Barangsiapa melaksanakan shalat di masjidku sebanyak empat puluh shalat, tanpa ada satu shalat pun yang tertinggal; niscaya ia akan dijauhkan dari neraka, selamat dari azab, dan dijauhkan dari sifat kemunafikan.” (HR. Imam Ahmad dan at-Thabrani).
Selain itu, sholat yang dilakukan di Masjid Nabawi seperti sholat arbain disebut lebih utama dari 1000 kali sholat di masjid lain di luar Masjidil Haram sesuai hadis Nabi: "Sholat di masjidku ini lebih utama dari 1000 kali sholat di masjid selainnya, kecuali Masjidil Al-Haram." (HR. Bukhari dan Muslim).
Kata “arba’in” atau “arba’un” yang berarti empat puluh, memiliki makna terminologi bahwa yang dimaksud shalat arba’in adalah sholat yang dilaksanakan sebanyak 40 waktu atau kurang lebih 8 hari di Masjid Nabawi secara berturut-turut dan tidak ketinggalan takbiratul ihram bersama imam.
Shalat Arba’in merupakan ibadah yang dianjurkan (sunnah) yang memiliki banyak kemuliaan (fadhilah). Imam Gazali menganjurkan agar setiap Jemaah Haji (tak tidak memiliki uzur syar’i) selama di Madinah al-Munawarah tidak luput sekalipun shalat fardhu berjamaah di masjid Nabawi. Kemudian, Imam al-Nawawi juga memberikan nasihat agar Jemaah haji menunaikan seluruh shalat di masjid Rasulullah Saw dan sebaiknya pula setiap masuk masjid masjid diniatkan i’tikaf.
Namun demikian, walaupun shalat Arba’in memiliki berbagai kemuliaan, dalam konteks syariat haji, shalat arba’in bukan merupakan bagian dari rukun atau wajib ibadah haji atau umrah. Shalat Arbain tidak mempengaruhi sah-tidaknya ibadah haji atau umrah. Oleh karena itu, Arba’in dilakukan semata-mata menjalankan sunnah Rasul yang memiliki banyak keistimewaan (fadhilah).
Ada tiga fadhilah sekaligus menjadi motivasi shalat arba’in menurut sabda Nabi Saw yaitu (1) dijauhkan dari api neraka, (2) dijauhkan dari azab, dan (3) dijauhkan dari sifat kemunafikan.
Tentu, dalam hal ketiganya ini, setiap saat kita berdoa, memohon perlindungan kepada Allah dzat yang Maha Pelindung (al-waliy) untuk kebaikan pribadi, keluarga, bangsa dan negara; terlindung dari siksaan api neraka ketika di hari akhir, terlindung dari azab dan bencana apapun bentuknya, maupun terlindung dari penyakit hati, perilaku, dan sifat yang sangat buruk dan membahayakan yaitu sifat munafik, kepura-puraan, lain di hati lain di mulut, bermuka dua, hipokrit. Sifat munafik ini biasa dikenal dalam dunia politik dengan istilah “bermain dua kaki”. Tunggu dan lihat di tahun politik ini !.
Rahasia Angka 40 dalam Islam
Ada pertanyaan mendasar, Kenapa shalat yang memiliki banyak kemuliaan itu, Nabi menyebut 40 kali dan kenapa bukan angka yang lain? maa huwa sirr al-raqm 40 fi al-Islam? Ternyata dalam berbagai referensi keislaman baik Al-Qur’an, hadis, maupun kitab-kitab klasik, angka 40 itu memiliki “misteri” yang perlu dikaji, dianalisa, dan diambil hikmahnya.
Para Pembaca yang budiman, Rahasia Angka 40 itu bisa dikaji, dianalisa dan diambil hikmahnya dari berbagai momentum dan ajaran: (1) Allah menjanjikan kepada Nabi Musa 40 malam, waktu yang dijanjikan menerima wahyu (perintah) di gunung Sinai; (2) Nabi Ibrahim dibakar oleh Raja Namrud selama 40 hari, namun tidak terbakar dan tetap selamat; (3) Nabi Yunus berada di dalam perut ikan Paus selama 40 hari dan selama itu pula dia meminta ampunan kepada Allah; (4) Nabi Nuh berdakwah selama 950 tahun, namun banyak yang tidak beriman dan mengingkarinya, sehingga Allah mengutuk mereka selama 40 tahun; (5) Nabi Muhammad bertahannus di Gua Hira dan menerima wahyu pertama di usia 40 tahun; (6) Usia manusia yang diabadikan dalam Al-Qur’an adalah usia 40 tahun (arba’ina sanah) sebagai puncak tahapan kedewasaan seseorang; (7) Barang siapa menghafal dan memelihara (mengamalkan) 40 hadis untuk kebutuhan agama, maka dia diangkat oleh Allah sebagai ulama terkemuka di hari kiamat nanti; hadis inilah yang mengilhami Imam an-Nawawi menulis kitab hadis Matn al-Arba’in al-Nabawiyah; (8) Orang yang mengkonsumsi minuman keras (khomr) di samping dosa besar juga shalatnya tidak diterima selama 40 hari (hadis); (9) Barang siapa yang mendatangi dukun (tukang ramal) dan bertanya tentang sesuatu perkara, maka shalatnya tidak akan diterima selama 40 hari (hadis); dan (10) Dalam Fiqh Islam, Imam Syafii dan Imam Ahmad berpandangan, syarat sahnya shalat Jum’at wajib dilaksanakan minimal 40 orang laki-laki.
Sebagai akhir tulisan ini, saya semakin yakin bahwa Shalat Arbain dan angka 40 memang memiliki rahasia dan pelajaran bagi kehidupan manusia. Hanya saja, ilmu dan hikmah manusia sangat sedikit untuk mengurainya. Wallahu a’lam
Jakarta, 30 Mei 2023
Dr. H. Kaswad Sartono, M.Ag
Kepala Biro Administrasi Akademik, Kemahasiswaan, dan Kerjasama UIN Alauddin Makassar
Mantan Kepala Bidang Haji dan Umrah Kanwil Kemenag Sulsel
Ketua Tanfidziyah Nahdlatul Ulama (NU) Kota Makassar