Bulukumba (Humas Bulukumba) - Penggunaan tempat pelaksanaan belajar mengajar dadakan terpaksa diterapkan dewan guru untuk tetap memberikan materi pelajaran kepada peserta didik mereka, renovasi beberapa ruang kelas di MTsN 1 Bulukumba, memaksa ratusan siswa kelas VII 1 s.d VII 6 dan VIII 1 s.d VIII 4 juga untuk IX.1 dan IX 2, menjalani proses belajar di luar kelas. Rabu (24/08/2022).
Kepala madrasah, Muhammad Asdar yang ditemui, mengaku pihaknya terpaksa memberlakukan sistem tersebut. Namun meski proses belajar mengajar ini dilakukan di tempat belajar mengajar dadakan.
Ada banyak titik tempat belajar dadakan, diantaranya di bawah pohon, di teras ruang majelis guru, depan green house, di Mushollah dan depan Lab. Computer serta menggunakan TV smart di Lab computer, juga ada yang ke luar lapangan depan madtrasah. Metode yang dipakai seluruh guru tetap sama sehingga tidak mempengaruhi kualitas belajar mengajar
“Pelaksanaan belajar mengajar ini hanya untuk kelas VII 1 s.d VII 6 dan VIII 1 s.d VIII 4 serta kelas IX. 1 dan IX.2 saja yang belajar di sana. Untuk kelas IX 3 dan IX 4, mereka menggunakan ruangan belajarnya masing-masing disebabkan karena tidak termasuk program renovasi perbaikan atap dari PUPR”, Jelas Muhammad Asdar
Kalau menggunakan kelas sore, terlalu repot buat guru yang mengajar pagi dan sore, tidak ada waktu untuk istirahat. Penggunaan ruang tempat belajar dadakan itu memang cukup beresiko.
Misalkan saja jika turun hujan, siswa dipastikan tidak dapat belajar karena terkena hujan. Ini juga yang menjadi keprihatinan kepala madrasah. Mau bagaimana lagi, kalau hujan sehingga mereka tidak bisa belajar. Untung saja hari ini belum pernah hujan jadi proses belajar mengajar masih berjalan normal.
Ruang tempat belajar dadakan ini mulai digunakan sejak hari ini, saat beberapa ruang kelas di MTsN 1 Bulukumba mulai direhab, pungkasnya. (Er)