Maros (Humas Maros) - Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakankemenag) Kabupaten Maros H. Muhammad berharap untuk menjadikan pondok pesantren sebagai tempat untuk mencetak generasi yang moderat dalam beragama.
“Kementerian Agama melalui salah satu misinya sangat jelas yaitu memperkuat moderasi beragama dan toleransi umat beragama. Apalagi, saaat ini umat beragama sedang diprovokasi seperti yang terjadi saat ini di Bitung Sulawesi Utara.”
Hal ini disampaikan Kakankemenag Maros Muhammad, saat menghadiri Maulid Nabi Muhammad Saw di Pondok Pesantren Tahfidz Al-Qur’an (PPTQ) Ilmul Yaqin Tompobulu, Maros, Ahad (26/11/2023).
Dalam sambutannya, Kakankemenag Muhammad, mengingatkan kepada orang tua santri untuk menyerahkan sepenuhnya anaknya kepada pengelola pondok. “Tidak seperti yang terjadi beberapa waktu yang lalu. Di tempat ini, ada ustadz dilaporkan ke polisi hanya persoalan anaknya mendapatkan hukuman.”
Selanjutnya, Wakil Bupati Maros, Hj. Suhartina Bohari, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Pemkab sangat mengapresiasi kegiatan keagamaan masyarakat karena sangat sejalan dengan visi misi Pemkab yaitu Maros sebagai kabupaten religius.
“Untuk itu, kami akan mendorong agar Perda Penyelenggaraan Pondok Pesantren di Kabupaten Maros segera diupayakan,” kata Wakil Bupati Suhartina Bohari.
Dr. KH. Amirullah Amri, selaku pimpinan PPTQ Ilmul Yaqin Tompobulu meminta kepada orang tua santri untuk menyerahkan sepenuhnya anaknya kepada pengelola pondok. “Jika ini diindahkan maka anak-anak yang menjadi santri akan menjadi mandiri, kualitas keimanan dan keilmuannya akan kuat, dan berkepribadian.”
Prof. Dr. KH. Muammar Bakry, Lc, MA, selaku pembawa hikmah maulid yang juga merupakan Rektor UIM Al-Ghazali menyatakan bahwa jika orang tua dengan penuh keikhlasan memasukkan anaknya ke pondok pesantren dan anak pun mengikuti semua proses belajar kegiatan belajar mengajar dari ustadznya, maka mereka akan mendapatkan berkah.
“Inilah yang akan menjadi bekal mereka menjadi orang yang berguna bagi agama, bangsa dan keluarganya.” (Ulya)