Kegiatan PPTQ An-Nail Gowa

Jadi Pembina Upacara, Kabag Humas PPTQ An Nail Gowa Bakar Semangat Santri

Kegiatan dilaksanakan di halaman pondok

Bontomarannu (Humas Gowa). Masih dalam momen peringatan Hari Ulang Tahun ke 79 Kemerdekaan RI, Pondok Pesantren Tahfizul Qur'an An Nail Gowa kembali menggelar kegiatan rutin pondok dengan menggelar upacara penaikan bendera pada, Senin (19/8/2024).

Dalam upacara tersebut, Kabag Humas PPTQ An Nail Gowa, Bahtiar didaulat menjadi pembina upacara. Dalam amanatnya ia berupaya membakar dan membangkitkan semangat para santri dan seluruh peserta upacara dalam menjaga dan mempertahankan kemerdekaan yang telah dipersembahkan oleh para pendahulu bangsa.

Sebelumnya, Bahtiar memulai amanatnya dengan mengapresiasi pelaksana upacara yang telah melaksanakan tugasnya dengan baik.

"Pada Kesempatan ini, secara khusus saya mengapresiasi petugas upacara yang telah menjalankan tugasnya dengan. Harap ini dijaga dan terus berupaya memperbaiki kekurangan untuk menjadi lebih baik," puji Bahtiar.

Selanjutnya Kabag yang gemar dengan olahraga badminton ini mengungkapkan tentang besarnya peran serta ummat Islam sehingga negara ini bisa merdeka serta masih tetap kuat sampai saat ini. Menurutnya tidak bisa dipungkiri bahwa besarnya andil dan kontribusi ummat Islam baik itu dalam perang kemerdekaan begitu pula dalam usaha-usaha mempertahankan keutuhan NKRI.

Sehingga salah besar jika ada oknum atau segelintir orang yang menuding ummat Islam adalah pemecah keutuhan NKRI. "Bagaimana mungkin sebuah ummat dengan andil dan sumbangsih yang begitu besar yang kemudian ingin merusak apa yang telah ditanamnya, sangat tidak masuk akal," tegas Bahtiar.

Dijelaskannya pula bahwa menjaga dan mempertahankan kemerdekaan serta keutuhan NKRI adalah tugas dan tanggung jawab kita semua sebagai anak bangsa termasuk para pemuda dan kaum santri.

Jikalau Bung Karno dahulu pernah mengatakan "Berikan aku 10 pemuda maka aku akan mengguncang dunia". Hal tersebut menunjukkan penting dan sentralnya peran pemuda.

Namun pertanyaannya kemudian, sambung Kabag, pemuda mana yang dimaksud oleh Bung Karno. Apakah pemuda-pemuda yang hanya sibuk menghitung batangan-batangan rokok untuk dihisapnya, ataukah pemuda yang hari-harinya hanya sibuk dengan gadgetnya, ataukah pemuda yang hanya sibuk kesana-kemari tanpa arah dan tujuan yang jelas?.

"Tentu bukan pemuda-pemuda seperti itu. Namun pemuda yang dimaksud harusnya lahir dari pondok-pondok pesantren seperti kalian," ungkapnya penuh harap.

Seperti dipahami bersama bahwa kondisi pemuda dan generasi kita hari ini menjadi cerminan di masa depan. Jika pemuda kita hari ini baik, kuat dan tangguh maka seperti itulah kondisi di masa depan namun jika mereka hari ini rusak maka tentu tidak bisa berharap banyak dari mereka. (NS/OH)


Daerah LAINNYA