Rakornas Humas Kemenag 2023

Gelar Rakornas, Stafsus Wibowo Prasetyo Sebut Humas Perias Wajah Institusi

Solo Jateng (Humas Sulsel) - Kementerian Agama menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakornas) bersama Pranata Humas yang bekerja di bawah naungan kementerian tersebut. Rakornas Kementerian Agama bersama pranata humas ini dilangsungkan di Surakarta, Jawa Tengah selama 3 hari, Selasa sampai Kamis, 14 – 16 Maret 2023. Rakornas Kehumasan mengusung tema Be SMART (Sinergis – Moderat – Adaptif – Repontif – Transformatif).

Dalam Rakornas ini, Biro HDI menghadirkan 20 Humas Eselon 1 Pusat, Para Humas Kanwil Kemenag provinsi se– Indonesia, dan 19 PTKN, termasuk Humas Kanwil Kemenag Prov. Sulsel yang diwakili Mawardi Siradj selaku Ketua Tim Kerja Humas, Data dan Informasi.

Dalam pengantarnya, Moh. Khoeron selaku penanggungjawab teknis kegiatan menyampaikan bahwa Rakornas tersebut mendapat atensi dari pejabat Kementerian Agama dan akan dihadiri sejumlah pejabat, di antaranya Sekjen Kemenag, H. Nizar, Irjen Kemenag, Faizal, dan 2 staf khusus, yaitu Nuruzzaman dan Wibowo Prasetyo, serta mendatangkan sejumlah Praktisi dan Konsultan Media Nasional, salah satunya Shafiq Pontoh.

“Kehadiran pejabat tersebut, menjadi indikator bahwa Peran Humas sangat diperhatikan dan penting artinya bagi Kementerian Agama,”ungkapnya.

Kepala Biro Humas Data dan Informasi (HDI) Kemenag RI Akhmad Fauzin dalam pembukaan kegiatan menerangkan, kementerian dan satuan kerja (satker) di naungan Kemenag harus berpihak pada kegiatan kehumasan. Maka hal itu juga tidak terlepas dari peran keuangan dan penganggaran untuk meningkatkan kinerja dan kualitas humas. Harus ada sistem dukungan untuk pengembangan kehumasan di semua satker.

Humas sebagai pemicu dalam menyebarkan informasi yang membangun di tengah masyarakat dimaksud, juga harus bisa memberikan respons cepat yang diperlukan di tengah masyarakat. Respons yang tidak frontal, menggunakan bahasa yang santun agar tidak malah menciptakan gesekan. “Humas itu pekerjaan yang berat, bekerja 24 jam per tujuh hari. Tidak ada istilah bagi insan Humas ‘ini bukan jam kerja’. Harus bisa merespons isu dengan cepat, apalagi di media sosial yang tidak ada batasan saat ini. Semua cepat dan mudah tersaji,” urai Akhmad Fauzin.

Ia mengarahkan, penguasaan teknologi informasi (TI) menjadi keharusan. Karena saat ini di era digital, informasi begitu cepat tersaji. Itulah pengaruh TI, makanya insan Humas baik tua maupun muda harus bersinergi mengikuti perkembangan zaman. Device, mampu mengoperasikan berbagai perangkat TI.

Berikutnya network, pengoptimalan jejaring juga penting bagi kinerja Humas. Menyampaikan pesan dengan cara yang baik juga diterima oleh komunikan dengan sempurna sesuai dengan makna pesan yang diinginkan. Saat ini, berkat TI networking atau jejaring begitu luas tersedia. Jika memanfaatkan internet, relasi begitu mudah dijangkau tanpa memandang jarak fisik. Aspek berikutnya ialah sikap, perilaku (attitude) dan budi pekerti. Misalnya humas tahu dan menguasai tujuh visi misi Kemenag untuk disajikan ke masyarakat.

Stafsus Menteri Agama Bidang Media dan Komunikasi Publik, Wibowo Prasetyo menyampaikan, komunikasi publik di era transformasi digital kini sangat penting. Menurutnya, tanpa peran humas, Kemenag tidak akan jadi seperti sekarang ini. “Humas merupakan garda terdepan, sebagai etalase atau perwajahan dari institusi. Wajah Kemenag ini ditentukan insan humasnya. Humas juga harus responsif dan tidak membiarkan isu semakin berkembang,” tukasnya.

Kehadiran Wibowo dalam rakornas ini, sedikitnya ada empat agenda penting. Pertama, melalui rakornas ini sebagai wahana untuk berkumpul, saling mengenal dan mengatahui satu sama lain sesama insan Humas di lingkungan kementerian agama. Menyatukan jiwa-jiwa Humas untuk mendukung Kemenag dan jajarannya. Kedua sebaga wahana sharing atau berbagi untuk mengelola komunikasi publik di lingkup kanwil dan PTKN, penyuluh dan lainnya.

Ketiga untuk agenda menginisiasi program Sahabat Religi yang ada di Instagram agar diaktivasi dan menjadi sebuah organ di lingkungan Kemenag. Program tersebut sudah terbentuk polanya, punya karakteristik dan bisa jadi tools untuk bisa digerakkan dalam rangka menjaga umat beragama. “Sahabat Religi ini agar betul dikawal dan harus menjadi organ di semua provinsi. Kita awali dengan pembentukan di tingkat provinsi, lalu direncanakan disusul di tingkat kabupaten/kota. Program ini bertujuan untuk jadi sarana menjaga toleransi dan kerukunan antarumat beragama. Juga jadi upaya kita dalam langkah mitigasi konkret menghadapi tahun politik,” urainya.

Setelahnya, diharapkan program ini mudah-mudahan terus berjalan. Tidak hanya di momentum tertentu tapi harus diteruskan berkelanjutan. Keempat yaitu program Kemenag Muda. Yakni mengoptimalkan peran anak muda dengan potensi luar biasa, sehubungan dengan bonus demografi, generasi muda dari kalangan generasi Z akan menentukan masa depan Indonesia.

Dalam kesempatan tersebut, Stafsus Menteri Agama, Wibowo Prasetyo mengungkapkan, di era modern ini berbagai sendi kehidupan sudah terdigitalisasi, Sehingga, kata Wibowo, diperlukan langkah konkret untuk melakukan komunikasi publik kepada masyarakat.

“Bagaimana agar kita satu komando, satu perspektif, satu pemahaman bahwa komunikasi kepada publik itu harus terus dilakukan sesuai arah dari Kementerian Agama, salah satunya yaitu memberikan edukasi kepada masyarakat, program kerja, kegiatan Kementerian Agama, dan layanan kepada masyarakat dan umat,” ujarnya.

“Dalam Rakornas ini kita memiliki tagline Be Smart adalah kependekan dari sinergis, moderat, adaptif, responsif, dan transformatif,” katanya.

Nilai-nilai Smart tersebut, kata Wibowo, diharapkan juga diterapkan seluruh pranata humas di lingkungan Kementerian Agama, Sehingga, langkah untuk menginformasikan kebijakan Kementerian Agama searah dan satu perspektif.

“Tujuannya satu, yaitu menjadikan pranata Humas ini satu unsur yang paling penting dalam menjaga wajah Kementerian Agama agar semakin lebih baik kedepan,” kata Wibowo

Sementara itu, Ketua Tim Kerja Humas Kanwil Kemenag Prov. Sulsel, Mawardi Siradj yang hadir dalam Rakornas tersebut mengakui kegiatan ini sebagai pemicu semangat untuk meningkatkan kinerja serta kualitas kehumasan termasuk di Kemenag Sulsel dari berbagai aspek. Di antaranya dari aspek sumber daya manusia, perangkat teknologi dan informasi yang gunakan untuk memberikan produk kehumasan terbaik dan bagaimana memberikan layanan kehumasan sebagai perwajahan lembaga yang terukur serta termasuk membahas perencanaan program dan penganggaran humas.

“Semoga hasil dari Rakornas ini, bisa dijadikan rujukan untuk pengembangan humas Kemenag Sulsel ke depan," tambahnya

Lebih lanjut, Mawardi Siradj menjelaskan, kegiatan Rakornas Kehumasan dan strategi komunikasi moderasi beragama yang mengangkat tema Be SMART yakni sinergis, moderat, adaptif, responsif dan transformatif tujuannya untuk merias (membranding) dan menjaga wajah lembaga agar tampil semakin baik dan fresh, dan hal ini bukanlah pekerjaan yang mudah. Butuh kekompakan dan komunikasi yang baik juga di internal lembaga, khususnya di Kemenag Sulsel,” katanya. (Wrd)


Wilayah LAINNYA