Di Gereja, Kakanwil Kemenag Sulsel Serukan Moderasi Beragama demi Kedamaian dan Kerukunan

Maros, HUMAS KEMENAG — Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan (Kakanwil Kemenag Sulsel) menekankan pentingnya moderasi beragama sebagai fondasi untuk menciptakan kedamaian dan kerukunan di tengah masyarakat.

Hal ini disampaikan dalam Kampanye Moderasi Beragama yang diselenggarakan oleh Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (IPARI) Kabupaten Maros di aula Gereja Kristen Sulawesi Selatan (GKSS), Maros, Kamis, 15 Agustus 2024.

Kakanwil Muh. Tonang memulai sambutannya dengan salam bahagia, kerukunan, dan kemerdekaan. Ia menjelaskan bahwa pemilihan gereja sebagai lokasi acara adalah simbol penting dari keberagaman yang kita miliki di Indonesia. "Mengapa di gereja? Karena di sinilah kita bisa memahami dan mengekspresikan keberagaman kita," ujarnya.

Ditambahkan, pemahaman dan sikap terhadap keberagaman tidak hanya harus ada dalam teori, tetapi juga dalam praktik nyata.

"Masuk ke dalam gereja ini, memahami ajaran Islam tidak berarti kita merendahkan agama lain. Justru melalui moderasi, kita memahami esensi dasar ajaran agama, yang pada intinya adalah soal kemanusiaan," ucapnya.

Tonang juga menekankan bahwa beragama adalah soal keyakinan yang kuat, dan tidak ada yang bisa merusak iman seseorang hanya karena berada di tempat ibadah agama lain.

"Iman ada dalam diri kita masing-masing. Kita yakin beragama Islam, kita mengikuti ajaran-Nya. Tapi begitu kita keluar, ada hak orang lain yang harus kita hargai. Di sinilah pentingnya moderasi," sebutnya.

Menjelang peringatan Hari Kemerdekaan, Kakanwil juga mengingatkan tentang komitmen kebangsaan, dimana Indonesia adalah tempat  berkumpul bersama dengan herbagai agama.

"Kita hidup di Indonesia, kita berkumpul bersama dengan berbagai agama, dan kita semua membangun komitmen kebangsaan. Kita ciptakan kedamaian dan kerukunan. Maros sebagai penyangga harus dijaga dengan baik. Kita ciptakan terus dialog dengan setara," imbuhnya.

Lebih lanjut, Tonang menegaskan bahwa Kementerian Agama hadir untuk memberikan pelayanan kepada semua agama, bukan hanya satu agama.

"Kami mendorong umat dari masing-masing agama untuk mengamalkan esensi ajaran agama mereka. Moderasi beragama harus didasarkan pada pengetahuan agama yang baik," tegasnya.

Diakhir sambutannya, Tonang menyampaikan harapannya, kiranya kegiatan ini menjadi inspirasi bagi masyarakat Maros dan daerah lainnya dalam memupuk sikap saling menghargai dan menghormati antarumat beragama, sehingga kedamaian dan kerukunan dapat terus terjaga di seluruh wilayah Sulawesi Selatan.

Kegiatan ini diikuti 180 peserta yang terdiri dari anggota FKUB Kabupaten Maros, jemaat dan pendeta GKSS, pengawas madrasah dan Pendidikan Agama Islam (PAI), kepala Kantor Urusan Agama (KUA), serta penyuluh agama Kristen dan Islam. Para penyuluh agama di Kabupaten Maros juga mengikrarkan diri untuk menjadi pelopor dan penggerak moderasi beragama, memperkuat komitmen mereka dalam menjaga toleransi di tengah masyarakat. (Ftr)


Wilayah LAINNYA