Makassar (Humas Sulsel) - Badan Narkotika Nasional (BNN) Republik Indonesia (RI) terus berupaya untuk memberantas peredaran narkotika di tanah air. Upaya itu dijalankan dengan bersinergi bersama berbagai elemen bangsa untuk mewujudkan Indonesia Bersinar (Bersih Narkoba).
Program ini kemudian dibreakdown Sulsel dengan sejumlah program pendukung oleh berbagai Lembaga dan elemen masyarakat diantaranya Lorong Wisata Bersinar, Gerakan Cari Menantu Bersinar, Kampung Tangguh Bersinar, dan lainnya, dan Kementerian Agama menjadi salahsatu Institusi yang diharapkan terlibat aktif didalamnya.
Kemenag Sulsel menjadi salah satu bagian sentral dan penting dalam salah satu program Badan Penanggulangan Narkoba Propinsi Sulsel yakni Gerakan cari mantu Bersih Narkoba, dimana salah satu tugasnya adalah memberikan konseling kepada calon pengantin termasuk bagaimana calon pengantin bisa menjaga dan menghindarkan keluarganya sedini mungkin dari bahaya Narkoba.
Kapolda Sulsel Irjen Pol Nana Sudjana dalam sambutannya sangat berharap seluruh pihak bersama BNNP Sulsel proaktif dalam upaya mencegah dan memberantas Narkoba, sebab saat ini data menunjukkan Propinsi Sulsel ini sudah masuk kategori wilayah Darurat Narkoba. Bukan tanpa alasan, ia menjelaskan, sepanjang tahun 2021, pihaknya telah mengungkap sebanyak 1990 kasus dan tahun 2022 ini sudah ada 1400 kasus.
Untuk itu, katanya, diperlukan sebuah program bersama yang penanganannya tidak hanya sebatas pengungkapan dan penindakan semata. Perlu adanya sebuah solusi sebagai bentuk tindak pencegahan.
“Program yang dicanangkan Ini merupakan solusi supaya masyarakat mampu membentengi diri bersama Forkopimda dan BNN kita akan mengupayakan dan gelorakan sampai ke tingkat desa-desa. Kita upayakan pencegahannya, di samping masalah pemberantasan tetap kita lakukan secara massif,” tegas Nana.
Sementara itu, Kepala BNN RI Komjen Petrus Pol Petrus R Golose menyebut bahwa hampir semua Narkoba di Indonesia saat ini masuk lewat jalur Laut, termasuk di Sulsel, karenanya kita perlu proaktif melakukan pengawasan sampai ke level yang paling bawah, utamanya untuk menutup pintu masuk Narkoba yang sudah menyasar sampai pelosok Kampung.
Data lain yang mencengangkan menurut Komjen Pol Dr Petrus R Golose, ternyata 80 persen Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) di Sulawesi Selatan dihuni oleh para pecandu narkotika.
Karenanya, Golose juga menyambut baik program Menantu Bersinar yang digagas Pemerintah Provinsi Sulsel dalam upaya menekan angka penggunaan narkotika di Sulsel. Program tersebut untuk warga Sulsel yang akan menikah lebih dulu dites urine.
"Jadi hati-hati para pengguna narkotika yang akan menikah, nantinya akan dibuat Perda dan kita dukung. Kenapa? Karena suami atau istri yang baik harus nikah dengan orang yang bebas narkotika," ujarnya.
"Program ini hanya ada di Sulsel, dengan program tersebut saya menyambut dengan baik dalam rangka kita mencegah peredaran narkotika yang berbasis keluarga," sambungannya.
Tak hanya itu, Jendral Bintang Tiga ini juga menyebut jika BNN RI juga memiliki program family resilience atau ketahanan keluarga dalam rangka pencegahan narkotika.
"Jadi program dalam kebijakan saya menyeimbangkan antara hard power dan soft power, sekarang dalam rangka kita menyambut proses amandemen (revisi) UU 35 Tahun 2009 maka saya lebih mengedepankan itu sejalan dan itu adalah soft power approach," bebernya.
Menurutnya proses Revisi UU No 35 Tahun 2009 yang saat ini masih dalam pembahasan di DPR RI. Sejalan dengan apa yang ia inginkan.
"Jadi poin yang kita harapkan (dari revisi UU) kita mengubah para pengguna yang biasanya masuk sebagai menjadi tahanan atau narapidana, kita akan mengusahakan mereka harus direhabilitasi," tuturnya.
Sinergitas dengan semua pihak adalah kunci dari kesuksesan dari Program Lorong Wisata Bersih Narkoba, Gerakan Cari Menantu Bersih Narkoba, Kampung Tangguh Bersih Narkoba dan apapun namanya, sebab niat suci kita adalah ingin menyelamatkan generasi penerus bangsa, Tutup Jenderal Bintang Tiga ini. (Wrd)