Bontosunggu, (Humas Bulukumba) - Bintara Pembina Desa (Babinsa) Desa Bontosunggu Kodim 1411/Bulukumba, Serda Umar menjadi Pembina Upacara Bendera di MTs Bontosunggu hari ini, Senin (5/9/2022).
Sehabis upacara, Serda Umar ditemani Kepala Madrasah dan dewan guru diskusi (sharing) terkait Bela Negara disela sela Coffee Break di Ruang Guru.
Setahun belakangan ini, Kementerian Pertahanan Republik Indonesia memberi kejutan yang cukup menghebohkan masyarakat dengan membuat perencanaan program raksasa “Bela Negara” yang diberlakukan bagi ASN dan warga Indonesia dari tingkat TK sampai umur 50 tahun, dengan jumlah peserta 100 juta orang dengan target waktu 10 tahun.
Serda Umar mengatakan bahwa sampai saat ini, program baru dari Kemenhan ini mengundang banyak perdebatan seru dari berbagai kalangan.
"Beberapa topik yang cukup kontroversial adalah pengaitan program ‘bela negara’ ini dengan istilah ‘wajib militer’ sebagaimana hal tersebut disampaikan sendiri oleh Muh. Faisal selaku Direktur Bela Negara Kementerian Pertahanan Laksamana Pertama TNI yang lalu:
“Ada pendidikan kewarganegaraan, ada pelatihan dasar militer wajib, menjadi TNI, dan pelatihan sesuai profesi masing-masing,” ujarnya.
Bela Negara terbagi dua yaitu teori dan praktek lapangan, dimana porsinya akan lebih banyak berupa teori (70-80%) daripada praktek lapangan (20-30%). Materi teori akan diisi dengan pendidikan pancasila dan kewarganegaraan, sementara materi praktek lapangan adalah kegiatan ruang terbuka (outdoor activity) seperti outbond.
"Instruktur dan tenaga pengajar dari pelatihan bela negara ini juga tidak hanya melibatkan TNI, tapi justru didominasi oleh kalangan warga sipil profesional (80%). Sementara keterlibatan TNI sebagai instruktur (20%), hanya dilakukan jika materi yang dibawakan adalah topik wawasan pertahanan," tutup Serda Umar.
Setelah diskusi soal bela negara dan kopinya sudah habis, Pak Babinsa meninggalkan MTs Bontosunggu sekitar Pukul 08.35 WITA. (Afr/JSI)