(Bulukumba, Humas Bulukumba) – Meriah. Barangkali satu kata itu tidak cukup refresentatif untuk menggambarkan kegiatan demi kegiatan yang terselenggara di RinrArt Fest 2022 yang digelar di MAN 2 Bulukumba (07/12/22). Tapi paling tidak, bagi siapa pun yang tidak hadir pada hari dan tempat acara, tentu akan punya bayangan bagaimana festival seni yang diinisiasi Sanggar Seni—dan bekerja sama dengan OSIM MAN 2 Bulukumba—menyedot perhatian banyak orang.
Baiklah, mari kita buat deskripsi itu lebih jelas.
Festival seni yang kali kedua diadakan pada itu diikuti 568 peserta yang seluruhnya berasal dari siswa-siswa MAN 2 Bulukumba. Mereka terbagi dalam 40 pertunjukan seni, di antaranya pertunjukan tari, teater, akustik band, fashion show, face painting, dan pameran lukisan. Kegiatan-kegiatan itu berlangsung maraton dan berkelindan selama lebih kurang 10 jam. Para penonton, baik warga MAN 2 Bulukumba, maupun yang datang dari luar, susul-menyusul memasuki area pertunjukan. Tempat pertunjukan yang didesain tertutup, tampak begitu padat dan berjejal-jejalan. Di beberapa momen, kita bahkan seringkali melihat banyak penonton yang tidak kebagian kursi. Yang membuat panitia mesti sigap menambah jumlah kursi.
Kesuksesan penyelenggaraan RinrArt Fest pertama itu tentu berkat kerja sama seluruh stakeholder internal MAN 2 Bulukumba. Kepala MAN 2 Bulukumba, Muhammad Anas, yang selalu mendukung kerja-kerja kreatif semacam itu, beserta seluruh pendidik dan tenaga kependidikan yang lain. Demikian juga, Kakan Kemenag Bulukumba, H. Muhammad Yunus, yang senantiasa menyempatkan waktunya memberi dukungan semangat dan apresiasi berharga kepada penyelenggara. Juga dari eksternal yang berpartisipasi sebagai sponsor. Namun, untuk menyebut dari mana ide itu datang, maka Nurdiana Renuat dan Asnita Syam adalah dua nama yang mesti kita juga sebutkan. Keduanya adalah guru Seni Budaya, sekaligus Pembina Sanggar Seni MAN 2 Bulukumba.
Setelah acara, Nurdiana mengaku bahwa ide itu kali pertama ia pikirkan saat melihat potensi seni pada siswa-siswi yang diajarnya.
“Sejak kali pertama ditugaskan di madrasah ini sekitar empat tahun lalu, saya kemudian menyimpulkan siswa-siswi yang saya ajar sangat berpotensi dalam bidang seni. Kenapa tidak kita membuatkan wadah kreativitas yang menarik, yang lebih bisa memicu mereka mengeluarkan bakat seni masing-masing. Maka, lahirlah RinrArt Fest ini,” ujar guru kelahiran Enrekang itu.
Nurdiana kemudian menambahkan bahwa festival ini sudah dikerjakan sejak tiga bulan yang lalu. Dimulai dengan pemberian materi, tahap melukis, latihan pertunjukan, hingga akhirnya tiba pada hari H pementasan.
Asnita Syam, yang bersama Nurdiana, menjadi inisiator festival itu, justru memiliki ide awal dari sudut pandang berbeda. Guru kelahiran Bone itu berharap dengan adanya festival seni semacam itu dalam lingkup madrasah bisa mengubah pola pikir khalayak.
“Di madrasah tidak hanya belajar agama. Menjadi kreatif dalam bidang seni atau pun bidang-bidang yang lain, juga bisa,” katanya.
Selanjutnya, setelah gelaran kedua itu berakhir sukses, ke depannya di MAN 2 Bulukumba akan ada festival-festival seni berikutnya. (AM)