Kegiatan MIN 2 Gowa

Plt. Kepala MIN 2 Gowa Paparkan LASIBU Dalam Gelar Program Inovasi Cakamad

Plt. Kamad saat mengikuti diklat online

Pallangga (Humas Gowa). Hari terakhir pelaksanaan Pelatihan Calon Kepala Madrasah Gelombang III Angkatan VIII yang dilaksanakan oleh Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan, menghadirkan DR. Yasri, M.Pd yang merupakan Widyaiswara Ahli Madya Pusdiklat, menjadi evaluator dalam Gelar Program Inovasi yang paparkan oleh peserta pelatihan, Selasa (11/4/2023).

Abd Chalid, Plt. Kepala MIN 2 yang tergabung di Kelompok I menyampaikan gagasan inovasi terkait Optimalisasi Layanan Siswa Berkebutuhan Khusus (LASIBU) Bagi Anak Yang Lamban Belajar di MIN 2 Gowa.

Dalam paparannya secara daring melalui zoom meeting menyampaikan, bahwa Filosofi dari kata LASIBU bahwa ketika program inovasi ini dilaksanakan maka semua stakeholder MIN 2 Gowa akan menjadi sibuk mewakafkan dirinya untuk memberikan layanan kepada siswa yang memiliki karakter, kamampuan dan kebutuhan setiap anak di madrasah.

“Kelemahan yang kami alami di MIN 2 Gowa dengan adanya beberapa siswa yang berkebutuhan khusus dalam hal lamban belajar sehingga membutuhkan perhatian serius dari pihak madrasah untuk bisa hadir dan memberikan layanan Pendidikan kepada mereka tanpa ada diskriminasi," ujar Chalid.

Namun kelemahan ini bisa ditutupi dengan memanfaatkan peluang yang ada dengan minat cukup tinggi dari masyarakat yang cenderung menyekolahkan anaknya di madrasah. "Didukung oleh sebagian besar guru sudah pernah mengikuti Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) melalui Pokja KKG Inklusif," lanjut Chalid.

Program inovasi yang disampaikan pada Gelar Karya Inovasi pada Pelatihan Calon Kepala Madrasah adalah dengan memberikan layanan kepada siswa yang berkebutuhan khusus. Dalam hal ini dengan meningkatkan kompetensi guru terkait layanan kepada anak yang berkebutuhan khusus dan menyediakan ruang belajar khusus (Ruang LASIBU).

Dilanjutkan dengan pembentukan Tim Kerja yang nantinya akan berkolaborasi untuk memberikan layanan yang terintegrasi dan holistik untuk anak dengan kesulitan belajar, dengan tujuan untuk membantu mereka mencapai potensi belajar mereka.

Sementara itu  Yasri selaku Tim Evaluator mengapresiasi program inovasi terkait layanan kepada siswa yang berkebutuhan khusus dan memberikan masukan terkait inovasi ini.

“Layanan inovasi ini akan berjalan baik ketika semua pihak bisa bekerjasama dan mendukung pelaksanaannya. Kepala Madrasah, Guru, Guru Pendamping Khusus serta partisipasi dari orang tua sebagai bentuk dukungan terhadap program inovasi yang ditawarkan ini,” kata Yasri.

Program ini diharapkan agar nantinya anak lamban belajar dapat meraih potensi belajarnya dan merasa dihargai dan diterima dalam lingkungan Pendidikan di madrasah. Oleh karena itu, implementasi layanan pendidikan khusus perlu dilakukan secara konsisten dan menyeluruh untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif, adil, dan mendukung bagi anak lamban belajar. (CDM/OH)


Daerah LAINNYA