MIN 8 Bone Terapkan Budaya Antri dan Salim 

MIN 8 Bone Terapkan Budaya Antri dan Salim

Watampone, (Humas Bone) – Suasana pagi di MIN 8 Bone terlihat begitu tertib dan penuh semangat saat para peserta didik baru dengan penuh disiplin menerapkan budaya antri sebelum memasuki kelas mereka. Tradisi ini tidak hanya sekedar antrian, tetapi juga diiringi dengan salim (bersalaman) kepada seluruh guru dan staf, termasuk Kepala MIN 8 Bone, Hj. Harnidah. Senin, (15/07/24).

Budaya antri dan salim ini merupakan bagian dari pendidikan karakter yang terus dikembangkan di MIN 8 Bone. Hj. Harnidah, yang selalu hadir untuk menyambut peserta didiknya, menekankan pentingnya sikap disiplin, hormat, dan kebersamaan yang tercermin dalam kebiasaan sehari-hari.

"Kami ingin menanamkan nilai-nilai kedisiplinan dan rasa hormat kepada para siswa sejak dini. Budaya antri dan salim ini bukan hanya sekedar rutinitas, tetapi juga bentuk pembelajaran akan pentingnya saling menghargai dan menghormati," ujar Hj. Harnidah.

Tujuan dari penerapan budaya antri dan salim ini adalah untuk membentuk karakter siswa yang disiplin, sopan, dan menghargai orang lain. Sikap antri mengajarkan pentingnya kesabaran dan tertib, sementara salim kepada guru dan staf mencerminkan sikap hormat dan terima kasih yang tulus.

Para siswa baru, yang didampingi oleh orang tua mereka, tampak antusias mengikuti arahan ini. Mereka dengan rapi berbaris dan saling menyapa dengan senyum sebelum memasuki ruang kelas. Kehangatan dan keramahan yang ditunjukkan oleh para guru dan staf menambah semangat para siswa untuk memulai hari pertama mereka di MIN 8 Bone.

Orang tua siswa juga memberikan apresiasi tinggi terhadap budaya yang diterapkan oleh MIN 8 Bone. "Kami sangat mengapresiasi usaha madrasah dalam mendidik anak-anak kami dengan nilai-nilai positif sejak dini. Budaya antri dan salim ini sangat baik untuk membentuk karakter anak-anak menjadi lebih disiplin dan sopan," ujar salah satu orang tua siswa.

Selain membentuk karakter, budaya ini juga menciptakan suasana yang lebih tertib dan kondusif di lingkungan madrasah. Dengan antrian yang teratur, siswa dapat masuk ke kelas dengan lebih efisien dan tenang, memulai hari belajar mereka dengan lebih fokus.
Hj. Harnidah berharap bahwa budaya antri dan salim ini dapat terus diterapkan dan menjadi kebiasaan yang melekat pada diri setiap siswa. "Kami berharap budaya ini dapat membantu menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan mulia," tambahnya.

Dengan penerapan budaya antri dan salim ini, MIN 8 Bone tidak hanya fokus pada pencapaian akademik, tetapi juga pada pembentukan karakter siswa yang positif. Diharapkan, para siswa dapat membawa nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari mereka, baik di lingkungan madrasah maupun di masyarakat. (A. Anto/Ahdi).


Daerah LAINNYA