Kegiatan KUA Barombong

KUA Barombong Pasang Baliho Sambut Hari Santri 2023

Baliho ucapan hari santri di Barombong

Barombong (Humas Gowa). Jelang Hari Santri 2023, Kepala KUA Barombong H Beni Susanto ajak Penghulu, Penyuluh dan staf untuk turut serta memperingati dengan memasang Baliho Hari Santri 2023, Jumat (20/10/2023).

Baliho sederhana tersebut dipasang di pertigaan jalan utama Kecamatan Barombong sehingga siapapun yang melintas dipastikan akan melihat baliho tersebut.

"Desainnya sederhana, hanya menampilkan kumpulan twibbons Hari Santri yang sepekan ini meramaikan media sosial teman-teman Penghulu, Penyuluh dan staf pada KUA Barombong," jelas Beni Susanto, Kepala KUA Barombong.

Walaupun sederhana tapi ini mengingatkan hari penting dalam sejarah bangsa ini. Lantas kenapa Hari Santri Nasional diperingati setiap tanggal 22 Oktober, mari simak sejarah serta makna di baliknya.

Awalnya Hari Santri diusulkan pada Jumat, 27 Juni 2014 saat kunjungan Joko Widodo saat masih menjadi calon presiden. Hal itu diusulkan oleh ratusan santri Pondok Pesantren Babussalam, Desa Banjarejo, Malang, Jawa Timur.

Hingga akhirnya tanggal 22 Oktober ditetapkan sebagai Hari Santri Nasional ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo melalui Keputusan Presiden (Keppres) Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri pada 15 Oktober 2015 yang lalu.

Keputusan tersebut didasari oleh tiga hal, yaitu pertama karena dalam perjuangan merebut serta mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia ulama serta santri pondok pesantren memiliki peran yang besar. Ulama dan santri pondok pesantren juga memiliki peran dalam mengisi kemerdekaan Indonesia tersebut.

Alasan kedua adalah hari santri tersebut dibutuhkan untuk mengenang dan meneladani perjuangan serta peran para ulama dan santri dalam membela dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta berkontribusi dalam pembangunan bangsa. Agar generasi selanjutnya dapat meneladani serta melanjutkan perjuangan tersebut.

Alasan ketiga menurut Beni adalah karena tanggal 22 Oktober tersebut merujuk pada Resolusi Jihad yang dicetuskan Hadratussyekh KH. Hasyim Asy'ari, sebuah ketetapan yang menggerakkan massa untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

"Seruan itu mewajibkan setiap muslim untuk membela tanah air dan mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia dari serangan penjajah," tutur mantan Kepala KUA Bontolempangan itu.

Dijelaskan bahwa resolusi jihad itu adalah peristiwa penting yang menggerakkan santri, pemuda dan masyarakat untuk bergerak bersama, berjuang melawan pasukan kolonial. Tujuan dari seruan itu adalah untuk menghadang kembali tentara Kolonial Belanda yang menyamar sebagai NICA.

Dengan diperingatinya tanggal 22 oktober sebagai Hari Santri Nasional, diharapkan agar perjuangan serta peran para ulama serta santri dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia dapat terus dikenang, serta dapat diteladani agar generasi yang akan datang mampu memiliki semangat mengisi kemerdekaan yang telah susah payah diperjuangkan tersebut. (Bens/OH)


Daerah LAINNYA