Kegiatan MAN Gowa

Kepala MAN Gowa : Peringati Harkitnas, Tumbuhkan Nasionalisme

Suasana Harkitnas di MAN Gowa

Malakaji (Humas Gowa). Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) diperingati setiap tanggal 20 Mei. MAN Gowa memperingati Harkitnas dengan pelaksanaan upacara yang dilaksanakan di lapangan kampus MAN Gowa, Senin (22/5/2023).

Harkitnas itu sendiri lahir pada tanggal 20 Mei 1908 yang diambil dari organisasi Budi Utomo (Boedi Oetomo). Hari Kebangkitan Nasional menjadi momen bersejarah yang tidak hanya dirayakan oleh bangsa Indonesia secara keseluruhan, tetapi juga oleh berbagai lembaga pendidikan di seluruh negeri.

Upacara yang dihadiri oleh Kamad, guru, tenaga kependidikan, dan peserta didik itu dimulai dengan pengibaran bendera Merah Putih oleh petugas dari peserta didik terpilih yang memperlihatkan keteguhan dan kebanggaan sebagai warga Indonesia. Lagu “Indonesia Raya” pun berkumandang dengan penuh semangat, membangkitkan semangat patriotisme di hati setiap individu yang hadir.

Kamad MAN Gowa, Sofyan Jukni dalam amanahanya menceritakan secara singkat sejarah Hari Kebangkitan Nasional. Hari Kebangkitan Nasional diprakarsai oleh tiga pemuda hebat Indonesia yaitu dr. Soetomo, dr. Wahidin Soedirohoesodo, dr. Tjipto Mangoenkoesoemo, RM.

Ketiganya membentuk organisasi bernama Budi Utomo yang dilatarbelakangi oleh adanya kesenjangan pendidikan dan sosial pada masa penjajahan di Indonesia dan pada tahun 1908. Ketiga pemuda Hebat tersebut membentuk organisasi Budi Utomo yang bertujuan untuk menghimpun para pemuda Indonesia yang menempuh pendidikan di STOVIA untuk dapat berkontribusi pada kemajuan bangsa Indonesia.

Kemudian pada tahun 1948 Soekarno menetapkan peringatan Harkitnas yang dilaksanakan setiap tanggal 20 Mei". Dari sejarah singkat mengenai Hari Kebangkitan Nasional yang disampaikan, Kamad menambahkan bahwa pentingnya memperingati Harkitnas yaitu untuk menghargai perjuangan para pahlawan, menumbuhkan rasa nasionalisme, menumbuhkan semangat dalam memelihara, dan menguatkan jiwa nasionalisme kebangsaan sebagai landasan dasar dalam persatuan dan pembangunan, serta dapat dijadikan momentum untuk membangun karakter bangsa dan kebangsaan yang mencakup wawasan, jiwa, dan semangat nasionalisme.

Upacara diakhiri dengan doa yang khusuk untuk para pahlawan, guru, orang tua, dan para peserta upacara.(Arman/OH)


Daerah LAINNYA