Makassar (Humas Sulsel) -- Tahun politik telah didepan mata, beda pilihan, beda pendapat bisa saja terjadi dan akan menjadi bibit perpecahan, ungkap Wamenag RI, Saiful Rahmat Dasuki saat membawakan materi pada pelatihan moderasi beragama angkatan IV (Keagamaan), II (Pendidikan) dan pelatihan calon Penyuluh Agama di Balai Diklat Keagamaan Makassar, Jumat (24/11/2023).
Wamenag RI yang hadir didampingi oleh Mastuki, M.Ag Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama, Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Prov. Sulsel H. Muhammad Tonang, Kepala Balai Diklat Keagamaan Makassar Johrah beserta Jajarannya.
Pemilu merupakan periode lima tahun yang selalu berulang, jangan sampai kita menistakan nilai-nilai kemanusiaan hanya karena beda pilihan, jelas Wamenag RI di depan para peserta diklat.
Selanjutnya dalam materi yang dibawakan, Saiful Rahmat Dasuki menjelaskan tentang moderasi beragama. "Moderasi beragama mengajarkan kita untuk tidak berlebihan dalam menanggapi sesuatu, tidak ekstrim dan radikal dalam beragama. Menjaga sikap seimbang dan toleransi," imbuhnya.
Pada Kesempatan itu, Saiful Rahmat Dasuki juga menerangkan, "Mungkin ada beberapa sekolah sudah tidak melaksanakan upacara, atau bahkan tidak hormat pada bendera, mungkin ada diantara kita, ini merupakan sikap yang tidak menerima perbedaan dengan orang lain, dan moderasi beragama tidak membenarkan hal seperti itu".
Kami berharap dengan adanya diklat moderasi beragama kita semua bisa menerima perbedaan, ASN Kementerian Agama menjadi corong dan penyambung lidah ke masyarakat menerapkan nilai-nilai moderasi beragama, Tutup Wamenag RI. (Tim HDI)