Borongganjeng, (Humas Bulukumba) -Sebanyak tiga siswa Madrasah Aliyah PP. Nurul Falah Borongganjeng Bulukumba menerima penghargaan dari Badan Bahasa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) RI, Senin (5/12). Hal ini berkaitan dengan kampanye Bulan Bahasa yang dilakukan Oktober dan November 2022 lalu.
Kegiatan yang dimaksud adalah Kampanye Bulan Bahasa dan Sastra 2022. Pada kegiatan tersebut, Badan Bahasa Kemdikbudristek RI mengajak seluruh pelajar dan akademisi untuk berpartisipasi mengkampanyekan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Persatuan. Dari seluruh peserta akan dipilih 50 orang dengan kampanye terbaik untuk selanjutnya diberi penghargaan oleh Badan Bahasa.
Tiga siswa MA PP. Nurul Falah yaitu A. Nurul Fatima Zahra, Amaliyah Rezki dan Nurhalisah berhasil terpilih ke dalam 50 terbaik. Tentu hal ini merupakan pencapaian istimewa sebab MA PP. Nurul Falah satu-satunya sekolah yang dengan siswa terbanyak masuk kategori, yaitu 3 orang.
Zahra, salah satu siswa yang terpilih mengungkapkan kebahagiaannya sebab sekali lagi bisa mengharumkan nama baik madrasahnya. Apalagi penghargaan ini berasal dari institusi pendidikan pemerintah terbesar di negeri ini.
“Tentu saya sangat bangga karena bisa masuk dalam 50 kategori terpilih. Saya yakin teman-teman saya pun begitu. Bukan karena mendapatkan hadiah, tapi bisa berbuat lebih untuk sekolah do kancah nasional,” ungkapnya saat ditemui di sela-sela ujian, Selasa (6/12).
Selain itu, Zahra juga berharap agar penghargaan ini seputar bahasa ini bisa menjadi motivasi di MA PP. Nurul Falah untuk semakin gencar lagi dengan program-program literasi.
“Saya berharap agar tambahan prestasi tentang bahasa ini, bisa menjadi pelecut semangat di sekolah kami untuk terus berkreasi di bidang literasi. Yang pasti, prestasi ini tidak boleh berhenti sampai di sini,” tambahnya.
Kampanye Bulan Bahasa dan Santra 2022 sendiri adalah kegiatan yang dilaksanakan selama sebulan penuh untuk mengkampanyekan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Persatuan. Dengan prinsip bangkit bersama, maka Bahasa Indonesia dianggap penting untuk menyatukan segala persepsi. (yh)
