Bontomarannu (Humas Gowa). Upacara rutin sebagai salah satu pembinaan kedisiplinan segenap stakeholder di MTsN Gowa, kali ini bertindak selaku pembina upacara Dr. Andi Ridha Annisa, mewakili Kepala PKM Bontomarannu, Senin (29/8/2022).
Dokter ASN jebolan Fakultas Kedokteran Unismuh Makassar ini, dalam amanatnya memaparkan 2 hal menurutnya perlu mendapatkan perhatian, yaitu PHBS dan kewaspadaan terhadap stunting.
Dijelaskan oleh Ridha, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Sekolah/madrasah adalah perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat.
Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di sekolah/madrasah, tuturnya, yaitu :
1. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun
2. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah
3. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
4. Olahraga yang teratur dan terukur
5. Memberantas jentik nyamuk
6. Tidak merokok
7. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan
Ridha menyatakan bahwa jika anak di Indonesia, usia sekolah menanamkan nilai-nilai perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) maka menjadi potensi besar sebagai agen perubahaan. Oleh karenanya, penting sekolah/madarasah memiliki kader kesehatan untuk membantu mempromosikan dan memastikan terlaksananya program PHBS.
"Sebab munculnya penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah ternyata umumnya berkaitan dengan PHBS. Maka penanaman nilai-nilai PHBS disekolah/ madrasah merupakan kebutuhan mutlak dan dapat dilakukan melalui pedekatan UKS," ungkapnya.
Ridha dalam lanjutan amanat menegaskan bahwa remaja Indonesia banyak yang tidak menyadari bahwa mereka terdampak stunting. Stunting ini dapat menimbulkan dampak jangka pendek, yakni penurunan fungsi kognitif, penurunan fungsi kekebalan tubuh, dan gangguan sistem metabolism tubuh yang pada akhirnya dapat menimbulkan risiko penyakit degeneratif, seperti diabetes mellitus, jantung koroner, hipertensi, dan obesitas.
Oleh karena itu, pencegahan dan penanganan stunting menjadi salah satu prioritas nasional guna mewujudkan cita-cita bersama yaitu menciptakan manusia Indonesia yang tinggi, sehat, cerdas, dan berkualitas. Salah satu yang perlu mendapat perhatian, kata Ridha sebagai tindakan kesehatan di madrasah
adalah pemberian tablet tambah darah (TTD) bagi usia remaja (peserta didik).
Sementara itu, Saharuddin Nur selaku Wakamad Humas MTsN Gowa, menuturkan bahwa, kehadiran dari pihak luar menjadi pembina upacara merupakan sinergitas madrasah untuk memberi pencerahan di bidangnya, salah satunya, dokter dari PKM Bontomarannu.
Hal ini merupakan tindak lanjut dari memorandum of understanding (MoU) yang telah terbangun. Kontribusi wawasan terus akan kita cari mitra, berkolaborasi untuk kemajuan madrasah kedepannya. Hal senada juga di sampaikan oleh Ketua Komite, H. Mansur, yang setiap saat hadir di upacara. (SN/OH)