Peserta Didik MIN 2 Bone Bersepatu Batok dalam Projek P5PPRA

Awangpone, (Humas Bone) - Peserta didik cilik MIN 2 Bone menunjukkan aksi kreatif mereka dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan Lil Alamin (P5PPRA) dengan menampilkan sepatu batok yang disulap menjadi alat permainan tradisional engrang, atau yang dikenal dalam bahasa Bugis sebagai 'jeka capeng'. Kegiatan ini berlangsung meriah dengan antusiasme tinggi dari para peserta didik yang terdiri dari kelas awal, Sabtu (10/08/2024). Mereka terlihat riang gembira saat berlatih dan bermain dengan sepatu batok tersebut, sebuah bentuk kearifan lokal yang mereka pelajari dan kembangkan sejak awal tahun ajaran.

Kegiatan P5PPRA ini telah digagas sejak Juli lalu, ketika para peserta didik pertama kali memasuki madrasah. Dengan bimbingan guru mereka, Rahmiwati, para peserta didik dengan penuh ketekunan mempelajari cara membuat dan menggunakan sepatu batok sebagai media pembelajaran. Pengenalan budaya lokal melalui permainan tradisional seperti engrang ini menjadi bagian penting dari pendekatan yang digunakan dalam projek tersebut, bertujuan untuk menguatkan karakter dan identitas budaya peserta didik.

Kepala Madrasah MIN 2 Bone, A. Salam Yusuf, memberikan apresiasi tinggi atas keberhasilan para peserta didik dalam mengembangkan kreatifitas mereka. "Projek ini bukan hanya tentang mengenalkan permainan tradisional, tetapi juga tentang menanamkan nilai-nilai kebersamaan, ketelatenan, dan rasa cinta terhadap budaya lokal. Anak-anak kita berhasil menampilkan semangat itu dalam aksi mereka hari ini," ungkapnya. Ia menambahkan bahwa keterlibatan aktif peserta didik dalam P5PPRA ini diharapkan dapat menjadi pondasi kuat dalam pembentukan karakter Pelajar Pancasila yang rahmatan lil alamin.

Dengan suksesnya penampilan ini, diharapkan para peserta didik tidak hanya memahami nilai-nilai Pancasila dan Rahmatan Lil Alamin, tetapi juga mampu menjadikan kearifan lokal sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari mereka. Projek P5PPRA di MIN 2 Bone akan terus dilanjutkan dengan berbagai aktivitas lain yang mendukung pembentukan karakter peserta didik yang berintegritas, kreatif, dan cinta budaya.

Kegiatan ini juga mendapat sambutan positif dari para orang tua peserta didik yang hadir menyaksikan aksi anak-anak mereka. Mereka merasa bangga melihat bagaimana anak-anak mampu mengolah bahan sederhana seperti batok kelapa menjadi alat permainan yang menyenangkan dan mendidik. Selain itu, keterlibatan langsung dalam kegiatan berbasis budaya lokal seperti ini dinilai mampu mempererat hubungan antara sekolah, peserta didik, dan keluarga, serta memperkuat kecintaan anak-anak terhadap warisan budaya daerah. "Melihat anak-anak bermain engrang dengan penuh semangat, saya yakin mereka tidak hanya belajar bermain, tetapi juga belajar tentang kerja keras dan kolaborasi," ujar salah satu orang tua peserta didik. (Ifah/Ahdi)

Awangpone, (Humas Bone) - Peserta didik cilik MIN 2 Bone menunjukkan aksi kreatif mereka dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan Lil Alamin (P5PPRA) dengan menampilkan sepatu batok yang disulap menjadi alat permainan tradisional engrang, atau yang dikenal dalam bahasa Bugis sebagai 'jeka capeng'. Kegiatan ini berlangsung meriah dengan antusiasme tinggi dari para peserta didik yang terdiri dari kelas awal, Sabtu (10/08/2024). Mereka terlihat riang gembira saat berlatih dan bermain dengan sepatu batok tersebut, sebuah bentuk kearifan lokal yang mereka pelajari dan kembangkan sejak awal tahun ajaran.

Kegiatan P5PPRA ini telah digagas sejak Juli lalu, ketika para peserta didik pertama kali memasuki madrasah. Dengan bimbingan guru mereka, Rahmiwati, para peserta didik dengan penuh ketekunan mempelajari cara membuat dan menggunakan sepatu batok sebagai media pembelajaran. Pengenalan budaya lokal melalui permainan tradisional seperti engrang ini menjadi bagian penting dari pendekatan yang digunakan dalam projek tersebut, bertujuan untuk menguatkan karakter dan identitas budaya peserta didik.

Kepala Madrasah MIN 2 Bone, A. Salam Yusuf, memberikan apresiasi tinggi atas keberhasilan para peserta didik dalam mengembangkan kreatifitas mereka. "Projek ini bukan hanya tentang mengenalkan permainan tradisional, tetapi juga tentang menanamkan nilai-nilai kebersamaan, ketelatenan, dan rasa cinta terhadap budaya lokal. Anak-anak kita berhasil menampilkan semangat itu dalam aksi mereka hari ini," ungkapnya. Ia menambahkan bahwa keterlibatan aktif peserta didik dalam P5PPRA ini diharapkan dapat menjadi pondasi kuat dalam pembentukan karakter Pelajar Pancasila yang rahmatan lil alamin.

Dengan suksesnya penampilan ini, diharapkan para peserta didik tidak hanya memahami nilai-nilai Pancasila dan Rahmatan Lil Alamin, tetapi juga mampu menjadikan kearifan lokal sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari mereka. Projek P5PPRA di MIN 2 Bone akan terus dilanjutkan dengan berbagai aktivitas lain yang mendukung pembentukan karakter peserta didik yang berintegritas, kreatif, dan cinta budaya.

Kegiatan ini juga mendapat sambutan positif dari para orang tua peserta didik yang hadir menyaksikan aksi anak-anak mereka. Mereka merasa bangga melihat bagaimana anak-anak mampu mengolah bahan sederhana seperti batok kelapa menjadi alat permainan yang menyenangkan dan mendidik. Selain itu, keterlibatan langsung dalam kegiatan berbasis budaya lokal seperti ini dinilai mampu mempererat hubungan antara sekolah, peserta didik, dan keluarga, serta memperkuat kecintaan anak-anak terhadap warisan budaya daerah. "Melihat anak-anak bermain engrang dengan penuh semangat, saya yakin mereka tidak hanya belajar bermain, tetapi juga belajar tentang kerja keras dan kolaborasi," ujar salah satu orang tua peserta didik. (Ifah/Ahdi)


Daerah LAINNYA