Peserta Didik MAN 2 Bulukumba Laksanakan Outdoor Study di Kajang

Pembina dan Peserta Didik MAN 2 Bulukumba berfoto di depan gerbang kawasan Ammatoa Kajang

(Bulukumba, Humas Bulukumba) – Sebagai salah satu upaya implementasi pelaksanaan kurikulum merdeka, khususnya pada Pengembangan Proyek Profil Pelajar Pancasila (P5), MAN 2 Bulukumba melaksanakan Outdoor Study di kawasan adat Ammatoa Kajang (17/02/23). Kegiatan tersebut, diikuti 33 peserta didik yang semuanya mengenakan pakaian serba hitam, sebagaimana aturan berpakaian dalam kawasan adat.

Terdapat serangkaian kegiatan yang mereka laksanakan. Di antaranya melaksanakan wawancara dengan warga setempat, melihat langsung proses penenunan sarung hitam Kajang, dan bertemu dengan Ammatoa yang adalah pemimpin adat suku Kajang. Sedangkan kegiatan obsevasi yang mereka laksanakan berupa pengamatan arsitektur rumah-rumah warga Kajang dan mempelajari makna alam dan lingkungan bagi segenap warganya.

Pembina pelaksanaan touring tersebut, Zamharirah, menuturkan bahwa Kajang adalah lokalitas kebudayaan yang penting untuk diketahui dan dipelajari para peserta didik.

“Kajang adalah suku yang unik dan indah. Cara mereka bersosialisasi dengan mengutamakan kesederhanaan dalam kehidupan sosial sehari-hari, salah satunya dengan hanya mengenakan pakaian satu warna, itu adalah sebuah keunikan. Mereka juga adalah suku yang indah. Itu terwujud dari cara mereka memperlakukan dan menyayangi bumi,” tuturnya.  

Sementara itu, Kepala MAN 2 Bulukumba, Muhammad Anas, menjelaskan alasan pemilihan tema kearifan lokal dalam implementasi P5 tersebut.

“Bulukumba memiliki kearifan lokal yang sangat beragam. Salah satunya adalah budaya Kajang di Ammatoa. Banyak hal di sana yang perlu dikaji. Bukan hanya pakaian hitamnya, tetapi juga perilaku-perilaku masyarakat adat yang perlu dipelajari. Posisi dapur yang berada di depan rumah adalah satu contoh dari sekian banyak yang menarik diteliti karena tentu memiliki makna dan filosofi positif,” jelasnya.

“Sehingga kami sangat mendukung peserta didik yang berkolaborasi dengan guru pembina untuk melakukan kegiatan riset tersebut,” imbuh Anas.

Tindak lanjut berikutnya dari kegiatan tersebut adalah masing-masing peserta didik akan menyusun laporan kegiatan dan laporan perjalanan. Tulisan tersebut akan disusun sebagaimana karya ilmiah pada umumnya.(AM)


Daerah LAINNYA