Watampone, (Humas Bone) – Melalui Penyelenggara Zakat dan Wakaf, Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bone gelar sosialisasi pembinaan kalibrasi pengukuran arah kiblat, Kamis (12/5/2022). Acara dibuka langsung oleh Kepala Kantor Kemenag Bone Wahyuddin Hakim.
Kegiatan sosialisasi tersebut dirangkaikan dengan penyerahan alat digitalisasi theodolit oleh Kepala Seksi Kemasjidan, Hisab Rukyat dan Bina Syariah Kanwil Kemenag Sulsel Muhammad Nur, kepada Kepala Kantor Kemenag Bone Wahyuddin Hakim didampingi Penyelenggara Zakat dan Wakaf Kemenag Bone Muhammad Rafi As’ad.
Sosialisasi ini diikuti oleh Staf Kemasjidan Bimas Islam Kemenag Bone, para Kepala KUA Kecamatan se-Kabupaten Bone berserta satu orang stafnya. Acara berlangsung dengan baik dengan dipandu oleh Penzawa Kantor Kemenag Bone Muhammad Rafi As’ad.
Dengan adanya alat tersebut, Kepala Kantor Kemenag Bone dalam sambutan dan arahannya mengimbau Kepala KUA Kecamatan agar proaktif memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang kemasjidan terutama pengukuran arah kiblat.
“Karena Kabupaten kita luas, besar dan masjid banyak maka membutuhkan pengukur arah kiblat yang lebih canggih lagi seperti yang ada sekarang ini. Olehnya itu, Kepala KUA agar proaktif memberikan pemahaman pada masyarakat tentang kemasjidan terutama pengukuran arah kiblat,” pungkas Wahyuddin Hakim.
Sementara itu, Kasi Kemasjidan, Hisab Rukyat Kanwil Kemenag Sulsel Muhammad Nur memperkenalkan alat tersebut dan cara mengoprasionalkannya. Menurutnya, alat tersebut tidak hanya digunakan secara tunggal, namun Theodolit itu dipadukan aplikasi Sun Compass Lite.
Setelah menjelaskan secara teori dan sedetail mungkin, Muhammad Nur mengajak peserta untuk melakukan peraktek pengukuran arah kiblat di halaman kantor. Tampak alat seperti tripod yang harus berdiri dengan rata-rata air untuk menjaga keseimbangan. Alat itu menjadi penyangga Theodolit. Pesertapun terlihat antusias menyaksikan penggunaan alat oleh tim Hisab Rukyat Kanwil dan tim Hisab Rukyat Kemenag Bone.
Sambil menstabilkan penyangga yang mirip tripod itu, Muhammd Nur menyampaikan jika pengukuran arah kiblat harus dilakukan ketika cuaca panas atau langit sedang cerah. Dijelaskan bahwa penggunaan alat Theodolit itu dipadukan aplikasi Sun Compass Lite sangat bergantung pada sinar mata hari.
Kegiatan peraktek pengukuran arah kiblat berjalan dengan baik hingga pada akhirnya kegiatan sosialisasi selesai. (ahdi)