Pattiro Bajo, (Humas Bone) – Sudah menjadi kebiasaan dari Penyuluh Agama Islam Non PNS Desa Pattiro Bajo, Kecamatan Sibulue ketika menyuluh, ia akan mendiskusikan berita-berita yang sedang aktual dan ramai diperbincangkan bersama dengan binaannya agar mereka bisa mengambil pelajaran. Tak terkecuali kabar meninggalnya putra sulung Gubernur Provinsi Jawa Barat, Emmeril Kahn Mumtaz atau yang akrab disapa Eril.
Kepergiannya yang begitu mendadak dan fenomenal dengan beredarnya potret, berita, dan video kebaikan almarhum, membuat Mariani sangat tertarik untuk mendiskusikan hal tersebut bersama dengan binaannya. Menurutnya ada banyak pelajaran yang bisa dipetik lewat sosok almarhum yang menghembuskan nafas terakhir di Sungai Aare, Swiss tersebut.
Kamis Ba’da Maghrib, sebelum pengajian dimulai, Mariani bersama Imam Desa Pattiro Bajo, Syahar, dan 28 jamaah Majelis Taklim Nurul Ikhsan binaannya merenungkan hikmah yang terselip di balik kepergian putra Ridwal Kamil tersebut (15/06/2022). Mariani sampaikan kepada jamaahnya bahwa kepergian Eril adalah pelajaran bagi kita yang ditinggalkan dan menjadi cermin besar bahwa kematian akan datang menjemput bila ajal sudah tiba tanpa memandang siapapun:miskin, kaya, berpangkat, muda, dan tua, dimanapun kita berada, dan kapanpun bisa malaikat maut mencabut nyawa.
Diakhir renungannya ia mengajak jamaah untuk selalu mawas diri dalam menjalani hidup dan senantiasa ingat akan kematian sebagaimana Sabda Rasulullah SAW dalam HR. Ibnu Majah No.4259,”Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas.” (Mariani/Ahdi)