Kegiatan Kakankemenag Gowa

Penguatan Moderasi Beragama di MAN IC Gowa, Kakankemenag : Gen-Z Sebagai Kontrol Sosial di Medsos

Kakankemenag saat memberi arahan

Parangloe (Humas Gowa). Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gowa, Jamaris memberikan arahan pada kegiatan Penguatan Moderasi Beragama pada siswa-siswi MAN Insan Cendekia Gowa, yang mengusung tema "Peran Gen-Z sebagai Pelopor Moderasi Beragama" di aula MAN IC Gowa, Sabtu (31/9/2024).

Pada kesempatan ini, H. Jamaris menyampaikan bahwa orang tua berperan penting untuk menjaga anak-anak sebagai generasi pelopor toleransi yang membawa kedamaian. 

Moderasi beragama menjadi suatu hal yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk menghindari dari perpecahan. Dalam catatan sejarah, di Gowa ada Syekh Yusuf Al Makassari yang menjadi pahlawan nasional di Gowa dan sekaligus pahlawan nasional di Afrika Selatan. 

"Tentu ini adalah catatan sejarah yang menjadi dasar pijakan kita untuk kemudian hari ini melalui MAN IC kita berharap lahir generasi pejuang, generasi pemikir, generasi yang bisa menjaga tradisi Islam dimasa kontemporer seperti ini," tutur Kakankemenag saat membuka arahannya.

"Inshaallah Generasi Z yang ada di MAN IC ini betul-betul generasi harapan untuk kemudian kedepannya menjadi pelopor, menjadi pengibar gerakan generasi dan bisa betul-betul diterapkan di masyarakat kita," tambahnya.

Ia mengatakan, diperlukan generasi Z dalam mendukung Moderasi Beragama sebagai kontrol sosial dalam media sosial, tidak fanatik dan menyebarkan tentang pentingnya Moderasi Beragama dan mengajak hal kebaikan. 

Moderasi Beragama menurutnya juga sangat penting bagi generasi Z karena dapat membantu meminimalisir intoleransi antar umat beragama dan kekerasan beragama. 

Hadir pada kegiatan tersebut, Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag Sulsel, Aminuddin untuk memberikan materi Moderasi Beragama. 

Diawal materi, Aminuddin menyampaikan bahwa Moderasi Beragama adalah salah satu program prioritas bagi Kementerian Agama.

Kita manusia hidup berdampingan dengan siapa saja karena memang hidup kita berbeda. Baik dari suku, agama, budaya, bahasa, bahkan berbeda pilihan. 

"Kita menyadari bahwa ditengah perbedaan kita harus siap untuk hidup berdampingan dengan siapa saja, walaupun kita berbeda. Karena memang kita diciptakan berbeda, sudah sunnatullah," tutur mantan Kakankemenag Gowa itu. 

Kementerian Agama selalu mendorong bagaimana di dunia pendidikan khususnya di madrasah, kita diharapkan untuk memberikan pengetahuan-pengetahuan dan memberikan program pembinaan yang terkait dengan moderasi beragama. 

Moderasi beragama memiliki empat indikator salah satunya adalah komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan dan penerimaan tradisi. 

Wawasan kebangsaan harus memperkuat 4 pilar yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI. "Keempat ini harus dipertahankan, ini adalah warisan kita. Setiap perbedaan 

Diakhir materi, Aminuddin mengingatkan bahwa kita di suku Bugis Makassar ini memiliki 3 nilai budaya lokal yang menjadi pegangan hidup. Yaitu Sipakatau, Sipakalebbi dan Sipakainga.

"Siapapun itu kita harus saling memanusiakan manusia, kita juga harus saling menghargai, saling menghormati dan kita sesak manusia harus saling mengingatkan".

Pemahaman Gen Z terhadap moderasi beragama merupakan upaya preventif untuk mengurangi kasus intoleransi dengan menggunakan berbagai platform media sosial dan berarti cinta tanah air, anti kekerasan, rasa toleransi dan saling menghormati.(NK/OH)


Daerah LAINNYA