Bontomarannu (Humas Gowa). Jasmin, salah satu warga Desa Bili - Bili berkunjung ke KUA Kec. Bontomarannu untuk mengambil buku nikahnya. Ia dilayani oleh Syamsiah, staf KUA Kec. Bontomarannu, Selasa (8/11/2022).

Ia menanyakan alamatnya dari mana dan  kemudian meminta nama lengkap Jasmin beserta suami. Data sudah jelas, Syamsiah membuka dan mencari dalam buku pendaftaran Nikah. Semua data pernikahan tercatat di buku register untuk mempermudah mencari data yang diinginkan dan pembuatan laporan akhir bulan.

Setelah data ditemukan, buku nikah pun lebih mudah didapatkan dengan mencocokkan data tersebut. Jasmin lalu membubuhkan tanda tangan di tempat yang disediakan dalam buku register juga pada potongan buku nikah.

Disisi lain ketika ditanyakan kepada 2 orang Penghulu KUA Kec. Bontomarannu, H. Alim Bahri dan Muslimin yang pernah menjabat Kepala KUA di Kecamatan lain.
Kenapa saat ini buku nikah diserahkan setelah pernikahan, bukan pada hari H. Apakah ada aturan terbaru terkait pencetakan buku nikah.

H. Alim Bahri kemudian menjawab, dulu memang bisa diterbitkan buku nikah sebelum hari H. Namun, 3 tahun terakhir pencetakan setelah pernikahan. "Pernah ada pengantinnya bunuh diri sebelum hari H," tukasnya.
"Kalau saya pernah kawin lari yang perempuannya. Banyak kejadian yang menjadi pertimbangan sehingga pencetakan buku nikah setelah pernikahan," sahut Muslimin menimpali pernyataan H. Alim.

Biasanya setelah akad nikah pengantin bukan hanya berfoto memperlihatkan cincin kawin, tapi buku nikah pun menjadi moment yang perlu di abadikan dalam foto.

Menyikapi persoalan itu, bisa diberikan dengan berbagai pertimbangan. "Tapi kalau masih meragukan kita bisa pinjamkan buku nikah kosong sebagai dokumentasi saja. Dan nanti diambil kembali. Setelah pencetakan buku nikah baru yang bersangkutan datang ke kantor untuk mengambilnya," jawab Muslimin yang duduk santai bersama H. Alim sembari menunggu waktu pulang. (iar/OH)