Watampone, (Humas Bone) - Pada hari keempat sesi pertama rangkaian Pelatihan Rohis di MIN 8 Bone tepatnya di kelas IV.A, para peserta didik kembali mendapatkan pembelajaran yang mendalam dan inspiratif. Dengan tema "Menutup Aurat", pelatihan ini dipandu oleh Ibu Febrianty, yang saat ini menjabat sebagai Pelaksana Tugas (PLT) Kepala SD 69 Itterung. Kehadirannya disambut dengan antusias oleh para peserta didik yang penuh semangat untuk memperdalam pemahaman agama, terutama dalam menjaga kehormatan diri melalui konsep menutup aurat. Kamis, (07/11/24).
Febrianty memaparkan materi dengan cara yang edukatif dan interaktif. Beliau menjelaskan pentingnya menutup aurat sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT, serta bagaimana hal ini mencerminkan rasa syukur atas nikmat tubuh yang telah diberikan oleh-Nya. Dalam penjelasannya, beliau mengaitkan konsep menutup aurat dengan akhlak dan adab, sehingga peserta didik diharapkan tidak hanya memahami aturan berpakaian, tetapi juga makna spiritual di baliknya.
Untuk menjaga semangat dan fokus peserta didik, Ibu Febrianty menyelingi materi dengan beberapa ice breaking yang menarik. Aktivitas ini tidak hanya membuat suasana menjadi lebih hidup, tetapi juga memudahkan peserta didik dalam mencerna setiap pesan yang disampaikan. Dengan metode ini, peserta didik tidak merasa jenuh, bahkan semakin bersemangat mengikuti pembelajaran.
Materi Menutup Aurat ini juga menekankan aspek keseharian yang dapat langsung diaplikasikan oleh peserta didik dalam kehidupan mereka, baik di sekolah maupun di lingkungan sosial. Ibu Febrianty memberikan contoh-contoh nyata dan tips berpakaian sesuai syariat yang mudah dipahami oleh peserta didik. Dengan demikian, peserta didik tidak hanya mendapat pengetahuan, tetapi juga panduan praktis yang bisa mereka terapkan.
Kegiatan pelatihan Rohis ini diharapkan dapat memperkuat pemahaman peserta didik tentang pentingnya menutup aurat, sekaligus menumbuhkan kesadaran diri dalam menjaga kehormatan sebagai seorang muslim. Dengan adanya pelatihan ini, MIN 8 Bone berharap agar para peserta didik tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Islami. (A. Anto/Ahdi).