Kemenag Maros

Mengenal ‘Mallise’ Tase’: Tradisi Jemaah Haji Maros Sebelum Berangkat ke Tanah Suci

Tradisi 'Mallise Tase', untuk jemaah haji Kabupaten Maros sebelum berangkat ke Tanah Suci. (Foto: ihsan)

Maros (Humas Maros)-Banyak tradisi baik yang dilakukan masyarakat sebelum berangkat ke tanah suci untuk berhaji. Salah satunya yang dilakukan oleh jemaah haji Kabupaten Maros, Sulsel.

Jumat (17/5/2024) pagi, kediaman H. Syamsuddin Ballu yang berada di Maccini Baji, Kecamatan Lau Maros, tak seperti biasa. Di ruang depan, ada empat koper haji dengan pakaian tertata rapi di sampingnya.

Sementara dalam satu piring lebar: kue onde-onde khas Bugis, gelas berisi air putih, dan kobokan cuci tangan juga tersedia. Di sampingnya, dupa tertancap di tempatnya.

Perlengkapan ini, merupakan pengiring tradisi ‘mallise tase’ atau secara arti kata bermakna mengisi tas atau koper jemaah haji.

Benar saja, empat anak H. Samsuddin Ballu akan berangkat untuk berhaji tahun ini. Syamsuridha, Ulfa Hidayati dan suaminya Arifudin, serta Muhajir Abdullah, akan masuk Asrama Haji Sudiang Makassar pada Selasa (21/5/2024) malam. Mereka berempat tergabung dalam Kloter 14 Embarkasi Makassar dan akan berangkat, terbang ke Tanah Suci besok malamnya.

Tradisi ‘mallise tase’ bermula. Ritualnya: melafalkan doa-doa keselamatan, kemudian H. Samsuddin, secara bergiliran mengisi koper haji dengan kain Ihram yang dimasukkan pertama. Setelahnya, barang dan bekal lainnya.

Sementara, keluarga lain termasuk keempat calon haji duduk di sekitarnya, sembari mengaminkan doa-doa dalam hatinya.

“Didoakan semoga hal-hal baik menyertai, jemaah haji dilindungi selama perjalanan sampai kopernya dibuka di Tanah Suci nantinya.”

Pelaksanaannya, juga berdasarkan hari dan waktu tertentu. “Hari yang baik berdasarkan kalender Islam dan sara’ nya orang Bugis. Bagusnya saat matahari naik, supaya naik-naik juga rezekinya,” lanjutnya.

Bagi jemaah haji lain di Kabupaten Maros, hal ini lazim dilakukan. Biasanya, mereka memanggil pemuka agama, atau orang yang dianggap mengerti dengan tradisi baik ini. Untuk sajian kuenya biasa beraneka: ada yang sampai tujuh jenis macam kue plus beberapa sisir pisang.

Onde-onde Bugis, pisang, dan air putih merupakan jenis sajian yang bisa dikatakan ‘wajib’ dalam banyak ritual tradisi keagamaan masyarakat Bugis Makassar, bahkan Mandar. Padanya, disematkan simbol-simbol pengharapan kepada Allah SWT akan kebaikan, kesehatan, dan keselamatan.

“Kalau pisang, sudah pada saat Barzanji pada Rabu lalu.

“Kalau nanti berangkat mi jemaah, keluarga di rumah akan melaksanakan Barzanji tiap malam Jumat sampai jemaahnya kembali ke Indonesia.”

Semoga diberikan kesehatan, keselamatan, dan selalu bahagia, jemaah haji Indonesia. (Ulya)

 


Daerah LAINNYA