Galung Beru, (Humas Bulukumba) - Takziyah merupakan adat kebiasaan masyarakat muslim pada malam hari untuk menghibur keluarga yang ditinggalkan baik berupa tahlilan maupun mengadakan ceramah takziyah. Jumat, 24/6/2022.
Kamis malam (malam jumat) masyarakat Sawere Desa Bontoraja, kecamatan Gantarang, dan para keluarga serta handai taulan berdatangan untuk menghadiri acara takziyah atas berpulangnya ke Rahmatullah keluarga dari salah seorang santri PonpesAs’adiyah Galung Beru.
Dengan mengangkat tema tentang proses perjalanan kematian, ketua Yayasan Ponpes As’adiyah Galung Beru, KM. Rusli Rahman, yang membawakan ceramah takziyahnya berpesan bahwa setiap yang bernyawa pasti akan melewati fase yang namanya kematian
“Olehnya itu kita semua harus bersiap untuk menghadapi hari tersebut karena kemanapun dan dimanapun jika sudah tiba saatnya kematian akan datang menjemput pada semua yang hidup tanpa terkecuali,” ucapnya.
Kelahiran manusia di dunia semata hanyalah untuk mempersiapkan kematian, yang tidak tahu kapan datangnya. Namun, kematian memiliki hikmah yang apabila dipahami akan mendatangkan ketakwaan.
Beliau juga menambahkan, dari kutipan hadits Nabi Saw diantaranya bahwa ada tiga hal yang mengikuti mayit setelah kematiannya.
“Hal itu diriwayatkan dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim, bahwasanya ada tiga perkara yang mengikuti mayit sesudah wafatnya, yaitu keluarganya, hartanya, dan amalnya. Yang dua kembali dan yang satu tinggal bersamanya. Yang pulang kembali adalah keluarga dan hartanya, sedangkan yang tinggal bersamanya adalah amalnya,” lanjutnya. (JSI)