Makassar, Humas Makassar, - Kasubag TU Kantor Kementerian Agama Kota Makassar memberikan materi tentang "Sikap Toleransi dan Moderasi Beragama" dalam acara MGMP Bahasa Indonesia 1 (0018) MA Kota Makassar untuk Pengembangan Keprofesionalan Berkelanjutan (PKB) yang dilaksanakan di Hotel Grand Imawan Makassar, 9 September 2023.
H. Rafik memulai presentasinya dengan menjelaskan,bahwa sikap intoleran dalam beragama merujuk pada ketidakmampuan seseorang untuk menerima atau menghargai perbedaan dalam keyakinan dan praktik agama. Ini sering kali terjadi ketika seseorang merasa bahwa hanya keyakinan dan kebenaran mereka yang benar, dan mereka mencoba memberikan pembenaran hanya untuk diri mereka sendiri. Namun, H.Rafik menekankan bahwa prinsip-prinsip agama seperti Kristen, Hindu, Buddha, dan agama-agama lainnya mengajarkan keyakinan pada kebenaran agama masing-masing. Setiap individu meyakini Tuhan mereka dan hal yang sama berlaku untuk kita. Dalam esensi, jika kita meyakini bahwa kita semua diciptakan oleh Tuhan yang sama, maka kita seharusnya juga meyakini bahwa ada kesamaan dalam keyakinan tersebut.
H.Rafik selanjutnya menjelaskan konsep moderasi beragama sebagai salah satu cara untuk mengatasi sikap intoleran dalam masyarakat. Moderasi beragama mengacu pada pendekatan agama yang seimbang, tidak ekstrem, dan tidak fanatik. Ini mendorong dialog antarumat beragama, toleransi, dan kerja sama. Dalam konteks ini, H.Rafik menyoroti pentingnya hidup dengan sikap toleransi, yang mencakup penghargaan terhadap perbedaan dalam keyakinan agama dan kebudayaan.
Beliau juga mengingatkan bahwa pemikiran dan pemahaman yang sempit tentang agama dapat menjadi penyebab utama sikap intoleran. Intoleransi sering kali muncul karena seseorang terlalu mempersempit pemahaman agamanya dan mencoba menerapkannya dalam tindakan yang merugikan atau merendahkan orang lain. Ini juga bisa menjadi akar dari fenomena seperti terorisme. Oleh karena itu, moderasi beragama adalah langkah penting untuk mengatasi masalah ini.
Selain mengenai toleransi beragama, Kasubag. TU juga menyoroti peran penting guru dalam membentuk karakter siswa. Beliau mengingatkan bahwa anak-anak seringkali meniru perilaku orang tua dan guru mereka. Oleh karena itu, guru harus memberikan contoh yang baik dalam berperilaku dan bersikap santun kepada siswa. H.Rafik bahkan menyampaikan pesan bahwa jika seorang guru terlambat atau melakukan kesalahan, tidak ada alasan untuk tidak meminta maaf kepada siswa. Tindakan ini akan mengajarkan anak-anak untuk menghargai dan mengakui kesalahan, yang merupakan bagian penting dari pembentukan karakter yang baik.
Materi yang disampaikan dalam acara MGMP Bahasa Indonesia 1 (0018) MA Kota Makassar memberikan wawasan yang sangat penting tentang pentingnya sikap toleransi dalam beragama. Sikap intoleran dapat memicu konflik dan ketegangan dalam masyarakat, sementara sikap toleransi dan moderasi beragama dapat menciptakan lingkungan yang harmonis dan damai.(imr)