(Bulukumba, Humas Bulukumba) – Pada tahun 2012, Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) menemukan fakta bahwa satu dari empat anak perempuan di Indonesia belum mendapatkan pengetahuan yang memadai perihal menstruasi. Akibatnya, mereka tidak siap saat mendapatkan menstruasi pertama.
Selain itu, anak perempuan yang menjadi korban kekerasan juga cenderung lebih banyak daripada anak laki-laki. Data Kemenpppa (2021) menunjukkan bahwa kasus kekerasan anak perempuan adalah dua per tiga dari total kasus.
Dalam rangka mengatasi masalah-masalah tersebut, melalui Program Penguatan Remaja Perempuan (PPRP), UNICEF melaksanakan diskusi kelompok terpumpun di MAN 2 Bulukumba (Jumat, 19/01/2024). Peserta pada kegiatan tersebut adalah peserta didik MAN 2 Bulukumba.
Pembicara dari UNICEF, Nurfitriana Majid, menyatakan ada beberapa tujuan dan harapan yang ingin dicapai dari kegiatan tersebut.
“Melalui diskusi ini kita berupaya mengidentifikasi pemahaman awal siswa tentang pengetahuan dan kemampuan mereka dalam manajemen kebersihan menstruasi. Juga isu seputar perlindungan anak,” jelas Nurfitriana.
Sementara itu, Kepala MAN 2 Bulukumba, Muhammad Anas, menyatakan sangat mendukung kegiatan tersebut. Menurutnya, itu bisa menjadi cara yang baik menanggulangi masalah-masalah pada anak.
“Tentunya kegiatan ini sangat positif untuk mencegah terjadinya kekerasan-kekerasan pada anak. Dengan pengetahuan yang dimiliki anak, mereka bisa menjaga diri dari hal-hal buruk. Namun, lebih dari itu, kita semua bertanggung jawab memastikan perlindungan anak,” ujarnya.
“Kemudian kami juga bersyukur dan berterima kasih kepada UNICEF yang telah menunjuk MAN 2 Bulukumba sebagai salah satu pilot project terkait kegiatan,” imbuh Anas. (AM)