Kemenag Maros

Kampanye Moderasi Beragama dari Gereja di Maros, Kakankemenag: Menjaga Kerukunan, Menjaga NKRI Kita

Kampanye moderasi beragama di GKSS Maros.

Maros (Humas Maros)-Sebuah gerakan menekankan kembali arti penting toleransi dan menghargai perbedaan bergema dari Kabupaten Maros.

Kegiatan bertajuk kampanye moderasi beragama ini berlangsung di Gereja Kristen Sulawesi Selatan (GKSS) Baji Pa’mai Kabupaten Maros, Kamis (15/8/2024).

Terkait kegiatan yang berlangsung di gereja, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakankemenag) Kabupaten Maros H. Muhammad, menyebut hal ini merupakan harmoni keberagaman.

“Sebagai sesama umat beragama, mungkin saja kita selama ini hanya lewat-lewat depan gereja. Sekarang kita berada di dalam rumah ibadah saudara kita,” kata Kakankemenag Maros Muhammad terkait lokasi kegiatan.

Selanjutnya, Kakankemenag Muhammad, menyampaikan terima kasih kepada pengelola GKSS Baji Pa’mai, yang telah memberikan ruang, untuk bisa berkegiatan bersama di dalamnya.

“Hal ini untuk lebih menjalin keharmonisan, dengan melakukan kegiatan bersama. Dengan suasana seperti ini, sebuah keberagaman harus dihargai dan sikap toleran harus terus ditumbuh kembangkan.

“Hari ini, kampanye moderasi beragama dimulai dari Kabupaten Maros. ” tegas Kakankemenag Muhammad disambut tepuk tangan 180 peserta.

“Melalui ruang ibadah ini, kita dan para penyuluh agama siap menjadi penggerak, pelopor moderasi beragama. Supaya sikap beragama kita menjadi lebih fleksibel, lebih baik dan lebih moderat.”

Kakankemenag Muhammad menyampaikan, bahwa ASN di Kemenag Maros tidak semua beragama Islam. “Di Kemenag Maros sudah ada yang berkantor dari orang yang beragama Kristen. Ada dua penyuluh agama Kristen. Silakan berdiri Bu Betty dan Bu Fifin,” lanjutnya.

“Sikap moderat merupakan keharusan bagi setiap warga negara, karena kita bangsa yang beragam suku dan agama. Dan moderasi beragama menjaga kerukunan umat beragama, menjaga NKRI kita.”

Sebelumnya, ketua panitia kegiatan Abdul Kadir Gaffar, melaporkan bahwa peserta berasal dari berbagai unsur masyarakat: FKUB Maros, pendeta dan majelis gereja, tokoh masyarakat, dan penyuluh agama.

Terkait ini, Kepala Seksi Bimas Islam Kemenag Maros H. Ramli merinci, ada 30 peserta dari umat Kristen dan Katolik.

Forum ini, juga memberikan kesempatan kepada Pendeta Lusiana untuk memandu doa bersama.

Hadir sebagai narasumber mengisi forum antar umat beragama: Ketua FKUB Sulsel Dr. Nurman Said dan Dekan Fakultas Ushuluddin UIN Alauddin Makassar Wahyuddin Halim, M.A., Ph.D.

Selanjutnya, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan (Kakanwil Sulsel) HM. Tonang mengungkap esensi moderasi beragama.

“Ini merupakan bentuk pemahaman dan sikap perilaku keberagamaan kita. Melalui moderasi beragama, juga merupakan bagian dari sikap esensi dasar ajaran agama. Itulah ajaran dasar agama. Ajaran esensi agama itu, soal kemanusiaan. Itulah ajaran dasar.

“Ketemu di gereja sesama umat, berkegiatan bersama, itu bagian dari praktik sikap moderat kita. Karena, tidak ada yang bisa merusak iman di sini. Iman itu milik pribadi masing-masing, milik sendiri. Kita yakini sebagai kebenaran. Tapi, begitu kita keluar, berinteraksi, maka di situ ada hak orang lain. Maka sikap moderat itu penting.

“Sebentar lagi, kita akan merayakan HUT kemerdekaan, ini juga soal komitmen kebangsaan. Kita hidup di Indonesia, kita kumpul bersama antar umat beragama. Mari kita menjaga komitmen kebangsaan.

“Kita ciptakan kedamaian dan kerukunan. Maros ini daerah penyangga, maka harus dijaga dengan baik. Kita ciptakan terus dialog, bisa dengan forum seperti ini, duduk setara sesama umat beragama.

“Kita hadir, Kemenag hadir, untuk memberikan pelayanan kepada semua agama, bukan hanya satu agama. Maka penting, untuk mendorong para umat masing-masing agama, memahami esensi ajaran agama, kemudian mengamalkan. Karena moderasi beragama, sikap moderat berdasar pada pengetahuan agama yang baik.”

Selanjutnya, para penyuluh agama Kabupaten Maros berikrar menjadi pelopor penggerak moderasi beragama untuk Indonesia yang santun, damai, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebhinekaan. (Ulya)

 


Daerah LAINNYA