Barru, (Humas Barru) - Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Barru, H. Jamaruddin memberikan sambutan sekaligus membuka secara resmi kegiatan Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka yang digelar oleh MGMP MAN 1 Barru, kegiatan ini dipusatkan di Aula MAN 1 Barru dengan jumlah peserta sebanyak 45 orang. Kamis, (6/7/23)
H. Jamaruddin juga memberikan motivasi kepada MGMP MAN 1 Barru untuk mengembangkan kurikulum merdeka di sekolah.
Selain itu, dalam sambutannya Kakan Kemenag Barru menekankan pentingnya workshop implementasi kurikulum merdeka ini untuk mempersiapkan para guru menghadapi kurikulum merdeka, di mana kurikulum ini akan dijadikan kurikulum nasional pada tahun ajaran baru mendatang.
“Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi,” ujarnya.
Kakan Kemenag Barru ini juga mengatakan, kurikulum merdeka harus diterapkan atas dasar kemerdekaan belajar siswa. Namun, dengan tidak meninggalkan ketawadhuan kepada guru. “Ini yang tidak mudah,” kata Jamaruddin
Jamaruddin menjelaskan, berdasarkan penelitian, masih banyak guru yang mendominasi pembelajaran di kelas sekitar 60 persen. Hal ini lebih disebabkan karena pengalaman belajar guru terkait. Selain itu, referensi kurikulum merdeka masih sangat terbatas. Ada pula hambatan terbatasnya akses internet dan kurangnya keahlian teknologi para guru.
“Guru itu harus menguasai IT. Jadi bisa mengarahkan anak-anak untuk mengeksplor konten-konten internet yang positif,” tambahnya.
Jamaruddin juga memberikan resep, di dalam implementasi Kurikulum Merdeka, siswa diberikan porsi lebih kepada anak dalam belajar. Pembelajaran lebih mengarah ke diskusi. “Kita berperan sebagai fasilitator,” kata Kakan Kemenag
Lanjutnya, KaKan Kemenag mengatakan madrasah dapat menerapkan kurikulum Merdeka sesuai standar isi dan capaian pembelajaran yang diterapkan oleh pemerintah dengan memberikan kewenangan madrasah melakukan inovasi dan kreasi dalam mengembangkan kurikulum operasional di masing-masing madrasah.
“Jadi pada kurikulum Merdeka, Madrasah diberikan keleluasaan untuk dapat berkreasi dan berinovasi, walaupun makna Merdeka yang artinya bebas akan tetapi tetap mengacu pada Juknis yang ada,” ungkapnya.
Orang nomor satu di Kemenag Barru ini berharap kegiatan ini dimanfaatkan sebaik-baiknya sehingga mampu memberi pengetahuan yang lebih bagi guru Madrasah terutama tingkat MA dalam menghadapi kurikulum merdeka pada tahun ajaran baru mendatang. “Sehingga dalam pelaksanaannya nanti bisa mengoptimalkan pembelajaran kepada peserta didik menggunakan kurikulum baru,” pungkasnya.
“Kami juga berpesan kepada semua guru yang mengikuti workshop ini agar selalu aktif dan mencari berbagai sumber tentang kurikulum merdeka,” tutupnya.