Galung Beru, (Humas Bulukumba) – Sebagaimana jadwal rutin, setiap malam Selasa dan Ahad, pengajian kitab Tafsir Jalalain Pondok Pesantren As’adiyah Galung Beru. Ahad, 12/6/2022.
KM. Muh. Fajrul Iman, S.Ag, selaku pengampu kitab tersebut kembali melanjutkan dan menjabarkan surah Al-Baqarah ayat 27 sampai dengan ayat 28.
Pada kutipan Surat Al-Baqarah ayat 27 (baca Alquran) yang artinya, “(Yaitu) orang-orang yang membatalkan perjanjian Allah sesudah ikatan itu teguh, memutuskan apa yang diperintahkan oleh Allah untuk disambung, dan membuat kerusakan di muka bumi. Mereka itulah orang-orang yang rugi.”
“Tafsir Jalalain menyebutkan bahwa Allah dan mereka telah mengadakan perjanjian di dalam kitab-kitab suci yang telah diturunkan untuk beriman kepada nabi akhir zaman, Nabi Muhammad SAW. Kata “min ba‘di mītsāqih” atau “sesudah ikatan itu teguh” berarti ikatan itu dikuatkan oleh Allah terhadap mereka,” terang KM. Fajrul.
Lanjutnya, Surat Al-Baqarah ayat 28 “Bagaimana kalian dapat mengingkari Allah. Sedangkan kalian sebelumnya tidak ada, kemudian Allah menghidupkan kalian, lalu Dia mematikan kalian, selanjutnya Dia menghidupkan kalian kembali, kemudian kepada-Nya kalian dikembalikan.”
“Tafsir Jalalain menyebutkan, Surat Al-Baqarah ayat 28 ditujukan kepada penduduk musyrik Makkah. Sedangkan kalian sebelumnya tidak ada), yaitu masih dalam bentuk nuthfah di tulang sulbi. Kemudian Allah menghidupkan kalian) di dalam rahim dan dunia dengan peniupan roh di dalam dirimu,” lanjutnya.
Surat Al-Baqarah ayat 28, kata Tafsir Jalalain, mengandung pertanyaan ketakjuban atas keingkaran mereka di tengah kejelasan bukti kuasa Allah yang terang benderang. Tetapi pertanyaan ini dapat bermakna celaan.
Surat Al-Baqarah ayat 28 sekaligus dalil atas kebangkitan yang mereka ingkari. Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya yang terkenal menyebutkan, Surat Al-Baqarah ayat 28 menunjukkan eksistensi dan kuasa Allah. Dialah Allah yang menciptakan dan mengatur makhluk-Nya. (JSI)