Paleteang, (Humas Pinrang) –Madrasah Aliyah Negeri Pinrang menggelar kegiatan workshop Implementasi Kurikulum Merdeka. Kegiatan tersebut berlangsung selama tiga hari pada Jumat – Ahad, 10 – 12 Februari 2023.
Kegiatan tersebut dihadiri dan dibuka langsung oleh Direktur GTK Madrasah Kementerian Agama RI M. Zain dengan didampingi oleh Kepada MAN Pinrang dan para Wakil Kepala MAN Pinrang.
Dalam arahannya M. Zain menjelaskan bahwa kurikulum merdeka saat menjadi trend secara nasional dan salah satu nilai dari kurikulum merdeka adalah diferensiasi bahwa setiap anak berbeda dan memiliki kemampuan yang berbeda-beda pula.
“Kurikulum merdeka saat menjadi trend secara nasional dan salah satu nilai dari kurikulum merdeka adalah diferensiasi bahwa setiap anak berbeda. Setiap anak memiliki kecerdasan yang berbeda dengan yang lain. Dimata guru pada kurikulum merdeka bahwa tidak ada anak yang bodoh dan semua anak pintar.” Tuturnya
“Jika merujuk dari pendapat Profesor Howard Gardner salah satu profesor pendidikan dari Universitas Harvard menulis buku tentang Multiple Intellegences atau kecerdasan majemuk. Bahwa ada 9 kecerdasan yang dimiliki seorang anak yang berbeda-beda. Ada anak yang jago matematika, ada anak yang jagi bahasa, ada anak yang jago interpersonal, ada anak yang kinestetik intelegences. Intinya kurikulum merdeka ini memberikan yang kedua yang saya sebutkan sebagai fleksibility atau fleksibilitas kepada otoritas guru. Jadi guru paling mengerti kepada tingkatan apa anak itu memiliki standar.” Tambahnya
Diakhir arahannya, Direktur GTK Madrasah Kemenag RI menjelaskan bahwa salah satu yayasan Pendidikan Tanoto Foundation melakukan metode pembelajaran baru yang mereka sebutkan sebagai metode MIKIR.
“Saat ini Tanoto Foundation merancang pembelajaran baru yang sebutkan dengan metode MIKIR yaitu pertama Mengalami, Komunikatif dan Reflekstif. Jadi guru itu harus mengalami, contohnya jadi guru kalau mengajarkan berenang jangan hanya teori tapi langsung dibawa kesungai. Itu pembelajarannya jauh lebih cepat daripada mengajarkan gaya kupu-kupu di dalam kelas. Yang kedua adalah komunikatif atau berkomunikasi, kedepan ini anak-anak yang kita didik ini mereka memang harus dipersiapkan sebagai warga dunia makanya dia harus mengerti bahasa inggris atau mengerti bahasa arab meskipun dalam batas berkomunikasi.
Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak/Ibu dan selamat melaksanakan kegiatan workshop impelementasi kurikulum merdeka belajar. Semoga bapak ibu sukses didalam mengantarkan siswa dan siswi kita menjadi orang-orang yang sukses, orang-orang yang cerdas dan beriman kepada Allah swt.” Tutupnya
Kegiatan pembukaan dilakukan sesi foto bersama para peserta dengan Direktur GTK Madrasah Kemenag RI(Musakkir/Lentera)