KUA Tanralili

Cerita Kepenyuluhan Hasir, Nominator PAI Teladan Sulsel Tahun 2022

Penyuluh Agama Kemenag Maros, Hasir saat presentase di hadapan penilai lomba PAI Teladan Tingkat Provinsi Sulsel (foto : Ist)

Maros (Humas Maros)-Semangat sebagai Penyuluh Agama non PNS tahun 2005 memberi semangat bertambah untuk berdakwah ketika SK diterima. Komunikasi awal dengan ibu PKK menjadi bidikan pertama untuk merintis binaan. Ketika bertemu ibu desa untuk menyampaikan niat membentuk mejelis taklim menjadi batu sandung yang sedikit menyurutkan langkah.

“Ibu Desa, bisa itu dikumpulkan ibu-ibu warga desata untuk bermajelis taklim?”, pertanyaan yang merupakan harapan ini dijawab dengan sedikit pesimis. “Kalau mengumpulkan ibu-ibu untuk mengaji susah Pak, tapi kalau mauki kumpulkan ibu-ibu untuk bagi-bagi uang 3.000 rupiah saja pasti cepat berkumpul”.

Sedikit sesak napas mendengarkan ungkapan itu akan tetapi SK harus dijalankan. Sambil membentuk kelompok-kelompok kecil untuk bermajelis, upaya untuk menghadirkan program yang memiliki uang juga dilaksanakan. Sementara Penyuluh Agama dengan honor 50.000 rupiah tidak mengkin memenuhi harapan ibu-ibu.

Kolaborasi dengan berbagai pihak akhirnya menjadi solusi mempertemukan harapan Penyuluh Agama dan keinginan ibu-ibu. Program pelatihan Kecakapan Hidup di Kementerian Pendidikan dalam bentuk Pelatihan Menjahit, Pengolahan Bakso Ikan, Pembuatan Ikan Fresto dan Pembukaan Program Paket A dan Paket B berhasil direalisasikan pada tahun 2012. Program Pembuatan Perahu dengan peralatan dan bahan baku dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah telah terealisasi pada tahun 2016 yang sampai sekarang masing mereka jalankan secara mandiri.

Berbagai program pendampingan, pelatihan dan bantuan modal bahkan modal simpan pinjam dari Kementerian Pemuda dan Olahraga dari tahun 2009 sampai 2019 dalam berbagai bentuk yang sudah banyak yang tersalurkan.

Kehadiran berbagai bantuan dari berbagai lembaga kementerian ternyata memudahkan terlaksananya program kepenyuluhan. Kebersamaan dengan umat pada program ekonomi memudahkan pelaksanaan program penyuluh. Masyarakat merasa senang dibantu kebutuhan hidupnya secara materi sehingga dengan senang hati juga menyambut kebutuhan rohani yang ditawarkan oleh penyuluh.

Hal kedua yang didapatkan dari curhat masyarakat adalah kondisi anak putus sekolah di Kuri Caddi Desa Nisombalia Marusu, pada usia sekolah dasar yang mencapai 95 persen. Hal ini disebabkan kondisi jalan licin dan jarak yang jauh di darat serta derasnya ombak di laut. Hal ini dijawab oleh Penyuluh Agama dengan turun langsung memulai madrasah di kolong rumah warga sebagai guru, tukang bersih-bersih sekaligus kepala madrasah.

Pembukaan madrasah kolong rumah tahun 2016 ini berhasil menurunkan angka putus sekolah dari 95 persen yang putus sekolah menjadi tersisa 5 persen saja. Setelah 3 tahun di bawah kolong rumah kolaborasi dengan berbagai pihak, akhirnya berhasil membebaskan lokasi untuk pembangunan madrasah. Dan sekarang sudah terbangun madrasah secara permanen. Insyaa Allah tahun 2022 ini akan dibangun Pondok Tahfidz terapung di Dusun Kuri Caddi.

Kerja-kerja panjang tersebut merupakan penuturan Penyuluh Agama Islam (PAI), Hasir, yang mewakili Kemenag Kabupaten Maros saat lomba pemilihan PAI Teladan Tingkat Provinsi Sulsel tahun 2022.

Dipaparkan dalam bentuk power point 23 slide, lebih banyak berupa foto dan video termasuk testimoni berbagai pihak. Power point ini disampaikan selama 7 menit ditambah tanya jawab selama 3 menit. Pengalaman kepenyuluhan dan pemaparan ini yang mengantarkan Hasir, masuk nominasi 6 besar (PAI) Teladan Tingkat Provinsi Sulsel.

Selanjutnya, akan dilakukan follow up dengan fack finding ke wilayah binaan untuk juara 1. Selanjutnya, juara 1 tersebut akan menjadi utusan Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulawesi Selatan pada seleksi PAI tingkat nasional. (Hasir/Ulya)

 


Daerah LAINNYA