Parepare, (Humas Parepare) – Puskesmas Lauleng melaksanakan kegiatan Pembinaan Kesehatan Anak Sekolah di MAN 1 Kota Parepare sebagai langkah preventif untuk mengurangi risiko anemia pada remaja putri, yang dapat berkontribusi pada kasus stunting pada balita. Kegiatan ini berlangsung di ruang kelas X.1 dengan sasaran seluruh siswi kelas X.
Sebanyak 21 siswi berpartisipasi dalam pemeriksaan kadar hemoglobin (Hb). Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa 5 orang memiliki kadar Hb di bawah 12 g/dL, yang mengindikasikan risiko anemia, sementara 16 siswi lainnya memiliki kadar Hb di atas 12 g/dL. Data ini menjadi dasar untuk memberikan tindak lanjut berupa edukasi dan intervensi kesehatan bagi mereka yang memerlukan perhatian lebih.
Dalam pelaksanaannya, tim kesehatan dari Puskesmas Lauleng bekerja secara profesional dengan pembagian tugas yang terstruktur. Nurwanti bertanggung jawab memberikan penyuluhan tentang pentingnya konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) sebagai upaya pencegahan anemia. Anugrah Satriani mengelola pencatatan dan pelaporan hasil pemeriksaan. Suarni Sinding, yang bertugas sebagai bidan, melakukan pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT) pada peserta. Sabarini, sebagai petugas gizi, mendistribusikan Tablet Tambah Darah, sementara Andi Sitti Hajar, yang berperan sebagai laboran, melakukan pemeriksaan kadar Hb.
Kegiatan ini mendapatkan apresiasi dari Kepala Madrasah MAN 1 Kota Parepare, Rusman Madina. IA menyampaikan harapan agar program seperti ini dapat memberikan manfaat nyata bagi kesehatan peserta didik. “Edukasi kesehatan menjadi langkah penting untuk menciptakan generasi yang sehat dan mampu berkontribusi positif bagi masyarakat,”ujarnya, Selasa, 19 November 2024.
Para peserta juga mendapatkan edukasi tambahan mengenai pentingnya pola makan sehat, terutama konsumsi sayur dan buah yang kaya zat besi, serta anjuran untuk menjalani gaya hidup aktif melalui olahraga teratur. Melalui kegiatan ini, diharapkan kesadaran siswi terhadap pentingnya menjaga kadar hemoglobin yang optimal dapat meningkat, sehingga mereka terhindar dari risiko anemia yang berdampak pada produktivitas dan kesehatan jangka panjang.
Pembinaan kesehatan ini tidak hanya menjadi langkah preventif terhadap anemia, tetapi juga mendukung upaya pemerintah dalam menurunkan angka stunting di Indonesia. Dengan edukasi yang diberikan, para siswi diharapkan mampu menjadi agen perubahan dalam menjaga kesehatan, baik untuk diri mereka sendiri maupun lingkungan sekitar.(RA/Wn)