Gunung Perak, Sinjai Barat (Humas Sinjai) – Balla lompoa atau rumah adat yang terletak di kaki Gunung Bawakaraeng, Desa Gunung Perak didatangi oleh puluhan peserta didik dari MA Al-Ittihad Wattaqaddum Arango pada pukul: 11.00 wita, Rabu (05/10/2022).
Seluruh peserta didik MA Arango mulai dari kelas X (sepuluh) hingga kelas XII (dua belas) dilibatkan dalam kunjungan ini. Mereka didampingi oleh 5 (lima) orang tenaga pendidik yaitu Suarni, Nurhidayah, Herman, Rosmiati Almar, dan Faridah.
Tujuan kedatangan mereka adalah untuk meneliti adat dan kepercayaan masyarakat yang masih bertahan di tengah dunia yang semakin moderen. Kegiatan ini diinisiasi oleh pendidik mata pelajaran SKI (Sejarah Kebudayaan Islam), Suarni dan Nurhidayah. Inisiatif tersebut didukung oleh pendidik yang lain dan disetujui oleh kepala madrasah.
Sampai di Balla Lompoa, para peserta didik tidak dapat masuk ke ruang utama rumah adat tersebut disebabkan sang juru kunci lupa untuk mengambil kunci di rumah pemiliknya. Tetapi para peserta didik masih dapat memasuki ruang belakang atau ruang dapur. Di ruang dapur inilah para peserta didik duduk mendengarkan penjelasan dari penjaga rumah tersebut. Sesekali peserta didik bertanya tentang seluk-beluk rumah tersebut.
Rumah adat Balla Lompoa dijaga oleh seorang juru kunci bernama Kadir yang sehari-hari juga bekerja sebagai petani dan pedagang sayur-sayuran. Kadir menuturkan bahwa rumah tersebut dimiliki oleh Karang Suba’ yang berasal dari Tondong. “Rumah ini dimiliki oleh Karaeng Suba’ dan sudah berdiri selama kurang lebih 20 (dua puluh) tahun,”katanya.
Rumah adat tersebut digunakan untuk menyimpan peninggalan benda-benda pusaka raja yang merupakan leluhur dari sang pemilik rumah. Kadir menuturkan bahwa rumah tersebut memiliki 7 (tujuh) kamar. 6 (enam) kamar boleh ditempati bermalam oleh pengunjung yang datang, sedangkan 1 (satu) kamar lagi yang dikhususkan tidak sembarangan orang dapat memasukinya.
Kadir, selain dipercaya menjaga dan memelihara rumah tersebut juga dipercaya untuk mengolah lahan yang dimiliki oleh Karaeng Suba’. Luas lahan yang dimilikinya menurut penuturan Kadir adalah 2 (dua) Hektar.
Setelah puas mendengarkan penjelasan Kadir, para peserta didik beserta para Pembina berpamitan sekaligus berterimakasih atas kesempatan yang diberikan. Selanjutnya peserta didik diminta untuk menyusun laporan secara berkelompok tentang Balla Lompoa.