Biringbulu (Humas Gowa). Kepala KUA Biringbulu, Mu. Ali menghadiri pertemuan para stakeholder melalui kegiatan lokakarya mini lintas sektor triwulan IV Puskesmas Batumalonro di aula kantor Desa Batumalonro, Senin (31/10/2022).
Sebelum membuka acara secara resmi Sekertaris Camat Biringbulu, Muhammad Syarif berharap kehadiran para stakehilder dapat memberikan saran yang baik mengenai masalah kendala pelayanan di Puskesmas Batumalonro. Lanjut Syarif mengatakan pentingnya percepatan sosialisasi pernikahan anak dan dampaknya dari segi kesehatan serta pencegahan stunting.
Mengenai stunting, sasaran pemerintah saat ini adalah menurunkan stunting di setiap instansi utamanya di Kesehatan, pendidikan dan lingkungan KUA serta jajarannya.
Disinggung dalam paparan di atas, kepala KUA Kec. Biringbulu menjelaskan bahwa masalah stunting adalah juga bagian dari program kementerian Agama dimana setiap catin yang mendaftar wajib diberikan bimbingan dan penyuluhan diantanya tentang pentingnya mendapatkan keturunan yang baik.
"Kami memiliki program Pusaka Sakinah diantaranya adalah LESTARI (Layanan Bersama Untuk Ketahanan Keluarga Indonesia dan BERKAH (Belajar Rahasia Nikah) untuk anak usia sekolah," ungkap Ali. Ia mengusulkan agar dibentuk tim kerja dalam mensosialisasikan masalah stunting dan pernikahan anak ini.
Sementara itu, sekretaris Kantor Dinas Kesehatan, Muh. Sabir mengajak semua stakeholder yang hadir agar mendukung dan menjalin kerja sama yang baik diantaranya adalah masalah stunting dan pernikahan anak.
Menurutnya dalam penyelesaian stunting spesifik itu hanya 30 persen oleh pihak kesehatan dan sensitif itu 70 persen oleh lintas sektor. "Jadi memang masalah kesehatan ini tidak bisa diselesaikan sendiri tetapi harus bersama-sama," imbuhnya.
Di tempat yang sama, Plt. UPT Puskesmas, Yusni Ibrahim memaparkan masalah pernikahan anak. "Banyaknya kasus pernikahan anak yang merupakan tradisi masyarakat jika sudah haid artinya sudah layak dinikahkan. Inilah bentuk kurangnya pemahaman warga sehingga mengorbankan anak mereka," tutur Yusni.
Yusni juga memaparkan tentang resiko pernikahan anak diantaranya persiapan alat reproduksi utamanya rahim perempuan belum matang sehingga angka keguguran tinggi, kecacatan, anak BBLR dan resiko untuk ibu anemia, Pre eklamsia dll.(Al/OH)
Daerah
Kegiatan KUA Biringbulu
Terkait Stunting, Kepala KUA Biringbulu Usul Bentuk Tim Kerja
- Senin, 31 Oktober 2022 | 14:37 WIB