Penyuluh Agama Islam

Sosialisasi Stunting, Kolaborasi PAIN PNS Pattiro Bajo dan BKKBN Sibulue

Sosialisasi Stunting oleh PAIN PNS Pattiro Bajo Kecamatan Sibulue

Pattiro Bajo, (Humas Bone) – Penyuluh Agama Islam Non PNS (PAIN PNS) Desa Pattiro Bajo Kecamatan Sibulue, Mariani, pada Rabu Siang (7/12/2022), terlihat menyambangi Aula Pertemuan Kantor Desa Pattiro Bajo Kecamatan Sibulue. Hari itu ia memiliki agenda merealisasikan tupoksinya sebagai Penyuluh Agama yakni Sosialisasi Stunting di tengah masyarakat dalam rangka mendukung program Kemenag dalam rangka mempercepat penurunan jumlah stunting di Indonesia pada umumnya dan lokasi binaannya yakni Desa Pattiro Bajo pada khususnya.

Hari itu ia memilih target peserta yakni ibu-ibu PKK Desa Pattiro Bajo. Ia beruntung karena hari itu ia menggandeng Penyuluh BKKBN Kecamatan Sibulue untuk berkolaborasi yakni Andi Irma. Selain itu, hadir pula Sang Pimpinan yakni Kepala KUA Sibulue untuk turut memberikan sambutan, Imran B., Kepala Desa Pattiro Bajo, Muh. Akiel, Ketua Tim Penggerak PKK Desa Pattiro Bajo, Asmawati, Babinsa Desa Pattiro Bajo, Arifin, dan salah satu rekan PAIN PNSnya, Harlina.

Mariani yang bertindak sebagai pemateri pertama memaparkan tentang tinjauan agama tentang Stunting dan anjuran pencegahannya menurut Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, bahwa Pencegahan Stunting adalah perintah agama, bukan hanya perintah Negara. Sebab, menyiapkan generasi terbaik adalah risalah nubuwwah, Ketahanan keluarga menjadi satu pondasi Ketahanan Negara. Kita ingin generasi bangsa menjadi generasi yang mampu berkompetisi secara global. Keluarga merupakan palang pintu utama bagi generasi mendatang.

Lebih lanjut ia memaparkan Pengertian Stunting, Ciri-ciri anak yang terkena Stunting, Faktor Penyebabnya, Dampaknya jangka pendek dan panjang Stunting bagi anak, Alasan diperlukannya Sosialisasi Stunting, beserta keterkaitan Stunting dengan Pernikahan Dini. Stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama sehingga anak lebih pendek atau perawakan pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir. Umumnya disebabkan oleh kesalahan pola asuh, pola makan, dan sanitasi/akses air bersih yang tidak memadai. Ia tekankan kepada hadirin untuk membantu KUA mensosialisasikan pencegahan pernikahan usia dini mengingat ia merupakan salah satu penyebab terbesar terjadinya Stunting. Pernikahan dini menyebabkan tidak siapnya organ reproduksi serta tidak siapnya mental orang tua dalam membesarkan sang anak sehingga berpotensi menyebabkan terganggunya janin yang belum dilahirkan dan salah asuh.

Pemateri Kedua dari BKKBN selanjutnya memaparkan data terkait Stunting di Kabupaten Bone, faktor penyebab dari segi medis, dan strategi yang dapat ditempuh bersama untuk pencegahannya. Disampaikannya bahwa penderita stunting adalah PR bersama dan bisa dicegah apabila masyarakat sudah sadar tentang pentingnya memperhatikan pola asuh, pola makan, dan sanitasi tiap rumah. (Mariani/Ahdi)


Daerah LAINNYA