Parepare, (Humas Parepare) - Kaligrafi Islam yang biasa juga disebut sebagai Kaligrafi Arab atau Seni Lukis huruf Arab merupakan suatu seni artistik tulisan tangan atau kaligrafi serta meliputi hal penjilidan yang berkembang di negara-negara yang umumnya memiliki warisan budaya Islam.
Hal tersebut menjadi alasan Pondok Pesantren DDI Lil-Banat Ujung Lare menjadikan kaligrafi sebagai salah satu cabang lomba yang selalu ada dari tahun ke tahun. Seperti halnya tahun ini, kaligrafi kembali menjadi salah satu cabang lomba pada ajang Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) Pondok Pesantren DDI Lil-Banat Ujung Lare Parepare XXXVII Tahun 2022.
Lomba ini dilaksanakan pada hari pertama Porseni yaitu hari Sabtu, 17 Desember 2022 tepat pukul 13.00 s/d 17.00 Wita dengan ruang berbeda antara peserta dari tingkat MA dan tingkat MTs.
Ada dua macam lomba kaligrafi yang diperlombakan. Bagi tingkat Madrasah Aliyah (MA) yang diperlombakan adalah kaligrafi Kontemporer sedang bagi tingkat Madrasah Tsanawiyah (MTs) adalah kaligrafi Naskhi. Sesuai ketentuan dari panitia, untuk tingkat MA ayat yang ditulis oleh semua peserta adalah surah As-Syams ayat 1-2, sedangkan untuk tingkat MTs adalah surah Al-Qadr.
Adapun yang menjadi juri pada lomba ini adalah Muhammad Saleh dan Muhammad Anwar yang mana kedua juri tersebut merupakan pendidik yang berkompeten pada cabang tersebut.
Peserta terdiri dari 6 kelas dari tingkat MA dan 12 kelas dari tingkat MTs yang masing-masing mengutus 2 orang untuk mewakili kelas mereka pada ajang tersebut sehingga kedua peserta ini berkolaborasi untuk menghasilkan sebuah karya yang terbaik.
Dari hasil wawancara terhadap peserta, sebagian di antaranya merupakan peserta pemula pada cabang lomba ini. Meski demikian, mereka tetap berupaya mempersembahkan kemampuan terbaiknya dalam mengikuti lomba kaligrafi tersebut.
Mutia yang merupakan perwakilan kelas X IPA mengatakan bahwa hal ini merupakan sesuatu yang baru dan dia mempersiapkan diri dengan berlatih selama seminggu full sebelum ajang ini dilaksanakan yang mana tujuannya selain membawa nama kelas juga sebagai ajang untuk mengasah kemampuan.
Hal senada juga diungkapkan oleh perwakilan MTs kelas VIIC, Naila dan Alea Hafidzah. Bahkan mereka mengaku agak gemetaran karena hal ini merupakan pengalaman pertama. Akan tetapi kesemuanya itu akan dilakukan demi amanah dan kepercayaan dari rekan sekelas dan wali kelas. “Insya Allah apapun hasilnya saya akan berusaha mempersembahkan yang terbaik sesuai dengan kemampuan yang kami miliki,”pungkasnya.(Sita/Wn)