Lonrae, (Humas Bone) - Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Tanete Riattang Timur bekerjasama Pemerintah setempat mengadakan pembinaan terhadap Keluarga Basri dan Abidin yang merupakan pelaku Vidio Viral baru-baru ini terkait dugaan penganut aliran sesat, yang bertempat di Lingkungan Benten Kel. Lonrae, Selasa (18/4/2023).
Acara yang dikemas "Tudang Sipulung dan Siraman Rohani" ini dihadir Camat Tanete Riattang Timur dalam hal ini diwakili Sekertaris Camat Tanete Riattang Timur, Ketua Majelis Ulama (MUI) Kec. Tanete Riattang Timur Beserta Anggota, Danramil dan Babinsa, Kapolsek yang diwakili Babinkantibmas, Penyuluh Agama Tanete Riattang Timur, Kepala Kelurahan Lonrae beserta Staf, Kepala Lingkungan Benteng, sejumlah Tokoh Masyarakat dan Tokoh Perempuan.
Kepala KUA Tanete Riattang Timur Andurahim Riduang selaku penggagas kegiatan ini mengawali dengan kata pengantar sekaligus melaporkan strategi dan rencana pembinaan.
Dalam laporannya ia mengatakan "Sejak kejadian beberapa hari yang lalu kami dari KUA Tanete Riattang Timur bekerja sama MUI setempat terus bergerak mencari fakta tentang paham ini". Ucapnya
"Dari hasil pencarian fakta tersebut didapati beberapa sumber dari orang terdekat penganut paham ini, yaitu orang yang pernah mengikuti paham tersebut namun tidak selesai sampai akhir. Dari keterangan sember tersebut dapat disimpulkan bahwa asal dari paham ini sebenarnya bagus dan sesuai dengan ajaran islam karena mengandung pesan-pesan kebajikan. Senada dengan orang yang tamat dengan paham ini mengaku bahwa sang "Guru" alias Puang nene" tidak pernah sama sekali mengajarkan adanya ritual adat yang melenceng dari syariat islam. Kalaupun ada yang melenceng dari syariat, menurutnya Itu hanya dilakukan pengikutnya semata-mata atas inisiatif mereka sendiri untuk menghormati dan mengkultuskan Puang Nene, seperti yang terjadi beberapa hari yang lalu." lanjut Abdurahim Riduang menjelaskan.
Sementara Sekcam Tanete Riattang Timur dalam arahannya sangat mengapresiasi kegiatan tersebut, yang dapat menciptakan suasana menjadi kondusif.
"Saya tau persis paham ini, tidak beda dengan kita hanya saja ada oknum atau pengikutnya yang sedikit melenceng dari paham yang sebenarnya, jadi harus betul-betul di bina dan di luruskan." ungkapnya.
Ia juga menyampaikan kepada pelaku ritul, "Jika ada sesuatu yang ingin dilakukan harus dipikirkan secara matang dampak yang ditimbulkan dan sebaiknya harus melapor ke pemerintah setempat agar tidak menimbulkan hal-hal yang tidak kita inginkan." lanjutnya.
Sementara Ketua MUI setempat dalam arahannya mengajak tuan rumah (pelaku ritual) agar memperbaiki Aqidah sebagaimana yang diajarkan oleh Agama.
Selanjutnya penyampaian tausyiah/siraman rohani oleh KM. Ahmad selaku Penyuluh Agama Islam setempat, ia menjelaskan secara rinci dan runut, mulai kejadian Jin dan manusia hingga jin itu menjelma sebagai makhluk yang dapat merubah alam fikir manusia sehingga dapat menyesatkan.
Diakhir acara, Abdurahim Riduang Selaku Kepala KUA Setempat menghimbau masyarakat sekitar tetap tenang dan tidak terpengaruh dengan paham tersebut, dan berharap masyarakat tidak mengucilkan mereka, karena mereka adalah saudara yang harus dirangkul dan diarahkan.
"Alhamdulillah dengan adanya pembinaan ini mereka sadar atas kesalahan dan kekeliruan mereka, serta berjanji tidak akan mengulangi perbuatan mereka dan akan meninggalkan hal-hal yang tidak sesuai dengan ajaran agama islam.
Acara ditutup dengan do'a yang dipimpin langsung Ketua MUI dan diakhiri dengan saling maaf-memaafkan menyambut moment idul fitri, kemudian dilanjut sesi foto bersama. (rusman/ahdi)