Enrekang, (Humas MTsN 1 Enrekang) - MTsN 1 Enrekang mengadakan acara rutinitas tahunan setiap bulan rajab, yaitu peringatan lsra' Mi’raj Nabi Muhammad SAW, Jum'at, 20 April 2018. Acara dimulai pukul 08:00-10:00 WITA. Adapun teknis dalam kegiatan Isra' Mi'raj tahun ini berbeda dengan pelaksanaan tahun sebelumnya, dimana pada pelaksanaan kegiatan kali ini semua kegiatan di berikan sepenuhnya wewenang dan tanggung jawab kepada siswa tiap kelas di mana siswa-siswi ada yang menjabat sebagai Kepala Madrasah, Ketua komite, Penceramah, Pembaca Ayat Suci Al Qur'an, dan sebagai Protokol yang di dampingi langsung dua Guru dalam satu kelas.
Adapun Sususan Acara sebagai berikut 1. Pembukaan 2. Pembacaan Ayat Suci Al Qur'an 3. Sambutan Kepala Madrasah 4. Sambutan Ketua Komite Madrasah 5. Ceramah Agama Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW 6. Penutup 7. Istirahat dan sekaligus menikmati snack yang di sediakan tiap kelas. Selama acara berlangsung siswa sangat serius dan bersemangat dengan peranannya masing-masing, begitupun siswa yang tidak mendapatkan peranan/tugas sangat antusias dan tertib mendengarkan sambutan dan ceramah yang di bawakan oleh temannya.
Kegiatan Isra' Mi'raj kali ini Bertajuk tema "Peringatan Isra Mi'raj MTsN 1 Enrekang" Alhamdulillah kegiatan ini berjalan dengan tertib dan lancar berkat kerja sama semua stake holder MTsN 1 Enrekang. H. Ambo Tuwo, M.Ag selaku penanggung jawab mengingatkan bahwa sebenarnya perjalanan Nabi Muhammad SAW ke Sidratul Muntaha untuk menerima perintah shalat. Perintah shalat awalnya untuk umat Nabi Muhammad adalah 50 rakaat dalam sehari semalam, tetapi atas beberapa saran dari para Nabi sebelumnya maka Nabi Muhammad SAW bolak balik menghadap Allah SWT sampai 9 kali. Sehingga shalat yang diwajibkan pada umat Nabi Muhammad adalah 5 waktu dalam sehari semalam.
"Di penghujung acara, kegiatan ini dimeriahkan oleh siswa-siswi yang sangat gembira menyantap snack yang telah di bagikan oleh guru pendamping dan diwarnai dengan bercanda ria, Semoga dengan peringatan Isra’ Mi'raj ini, kita dapat mengambil hikmahnya dan mengamalkan perintah shalat wajib lima waktu bukan lagi sebagai kewajiban tetapi sebagai kebutuhan sebagai umat yang beragama". Ujar Niv Hadi. (niv/bob/arf))