Tanete Riattang, (Humas Bone)- Dalam teori pendidikan klasik, kelas didefenisikan sebagai ruang dalam sebuah bangunan yang didalamnya ada interaksi pembelajaran tatap muka antara guru dan peserta didik.
Namun seiring berubah dan berkembangnya zaman, kelas menjadi sebuah ruang yang tanpa batas waktu dan jarak, bisa saja di ruang maya atau ruang lainnya yang dianggap nyaman untuk melakukan interaksi belajar mengajar.
Seperti yang dilakukan Muh. Rafid, Kamis, 29 Februari 2024. Selain sebagai Wakamad Kurikulum MAN 2 Bone, ia juga menjalankan fungsi pokok sebagai guru mata pelajaran Fikih. Di ruang Wakamad yang terbilang luas, Muh. Rafid kerap menyulap ruang tersebut sebagai ruang kelas. Dengan model tudang sulekka (duduk dengan melipat dua kaki) di lantai, siswa terlihat asyik dan senang belajar dengan gaya yang beda dari biasanya.
Melihat hal tersebut, Kepala MAN 2 Bone, H. Muslimin, mengapresiasi apa yang dilakukan Muh. Rafid. Menurutnya, diterapkannya Kurikulum Merdeka di MAN 2 Bone, memberi ruang yang seluas-luasnya kepada guru untuk berinovasi, termasuk memanfaatkan seluruh saluran yang ada di madrasah sebagai ruang belajar.
Terakhir, H. Muslimin berharap seluruh guru dapat mengambil teladan dari apa yang ditunjukkan Muh. Rafid. "Semangat kerja yang besar, inovatif dalam memanfaatkan fasilitas yang ada dan selalu ikhlas dalam bekerja", ucapnya memuji. (Daud/Ayyub)