Apel Jelang Pemilu, Kasi Bimas Islam: Memilih Pemimpin adalah Wajib

Apel Jelang Pemilu, Kasi Bimas Islam: Memilih Pemimpin adalah Wajib

Parepare, (Humas Parepare) – Pemilu merupakan pintu gembang untuk memilih para pemimpin bangsa, baik level nasional maupun daerah. Memilih pemimpin merupakan sebuah kewajiban bagi setiap insan manusia. Kewajiban ini merupakan amanah konstitusi maupun agama.

Dalam agama Islam, memilih pemimpin sebagai pemegang kendali pemerintahan dalam rumusan hukum fiqih Ahlulsunnah wal-jama’ah (Aswaja) merupakan kewajiban agama Islam yang status hukumnya fardu. Dengan demikian, bagi umat yang sudah memiliki hak untuk memilih pada Pemilu 2024 wajib menggunakannya. 

Ajakan untuk menggunakan hak pilih dengan sebaik-baiknya dalam Pemilu 2024 ini disampaikan oleh Kepala Seksi Bimas Islam Kantor Kemenag Kota Parepare, H. Muh. Amin saat menjadi Pembina Apel pagi di Halaman Kantor Kemenag Kota Parepare, Selasa, 13 Februari 2024.

“Besok adalah hari pencoblosan dan kita diharapkan datang ke TPS untuk menggunakan hak pilih kita dengan sebaik-baiknya untuk memilih mulai anggota DPR, DPRD, DPD maupun Presiden. Tentu dalam pilihan tersebut harus sesuai dengan hati nurani masing-masing,”ujarnya. 

Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa menurut ajaran agama kita, sebagian besar ulama mengatakan bahwa memilih pemimpin adalah wajib. 

“Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Abu Daud dikatakan bahwa jika berjalan 3 orang bersama-sama maka hendaklah memilih pemimpin salah satu di antaranya. Berdasarkan hadis tersebut, maka memilih pemimpin adalah hal yang mutlak bagi umat Islam, olehnya itu kita jangan ‘Golput’, apapun pilihan kita yang pasti kita harus berpartisipasi dengan menggunakan hak pilih kita sebaik-baiknya apalagi kita diberi kesempatan sebaik-baiknya oleh pemerintah dengan menjadikan hari pencoblosan sebagai hari libur nasional,”ungkapnya.

Memilih pemimpin dalam agama, lanjut Bimas Islam dikatakan terdapat kriteria yang pas dan benar. “Secara mendasar ada 3 kriteria dalam memilih pemimpin yakni surah, sirah, sirarah. Dalam memilih pemimpin harus memperhatikan surahnya yakni tampilannya, sirahnya yakni rekam jejaknya atau sejarah prilaku (track recordnya), dan sirarahnya yakni jiwanya dan kemampuannya,”jelasnya lagi.

Terakhir, ia berpesan agar menggunakan momen ini untuk berdoa dalam memilih pemimpin yang baik, sambil membacakan salah satu contoh doa yang dibaca sebelum memilih. “Ya Allah berilah saya kemampuan untuk memilih dan perbaikilah pilihanku dan tolonglah kepada siapa yang saya pilih untuk adil dalam memimpin”.(Wn)


Daerah LAINNYA